Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan teranyar teknologi mobil listrik mengarah kepada pembuatan baterai solid-state yang dinilai lebih aman dibandingkan umumnya baterai berbasis litium dan nikel.
Terbaru, produsen mobil asal Jepang,Nissan Motor berencana akan memproduksi baterai solid-state untuk kendaraan listrik dengan skala besar di awal tahun 2029.
Melansir dari Reuters Rabu (17/04/2024) hal tersebut sebagai upaya untuk mendorong efisiensi dan mengurangi biaya pada model kendaraan di masa depan.
Belakangan, Nissan tengah bertaruh untuk mengembangan kemajuan pada teknologi dalam mencegah persaingan ketat dari produsen ternama asal Amerika Serikat dan China seperti Tesla dan BYD.
Langkah yang dilakukan produsen asal “Negeri Matahari Terbit” ini dengan melakukan uji prototipe dan mengembangakn baterai solid-state di pabrik Yokohama yang berbasis di Tokyo Jepang.
Sebagaimana diketahui baterai solid-estate merupakan baterai listrik yang berisikan bahan kimia baterai dan memiliki kepadatan tinggi jika dibandingkan dengan baterai Li-ion yang menggunakan larutan elektrolit cair.
Baca Juga
Jenis baterai ini diharapkan mampu mengisi daya lebih cepat dan bisa bertahan lama dibandingkan jenis baterai biasa.
Produksi baterai solid-state ini akan debut mulai Maret 2025 dengan mengerahkan 100 pekerja untuk menunjang produksi baterai hingga 100 megawatt jam per tahun di April 2028.
Selain itu, produsen otomotif asal Jepang ini akan mengandalkan mesin berkekuatan berat untuk memproduksi body belakang kendaraan listriknya. Proses ini diklaim memakan biaya produksi hingga 10% dengan bobot turun dari level 20%.
Wakil Presiden Eksekutif Bidang Manufaktur dan Manajemen Pasokan Nissan Motor Hideyuki Sakamoto menyampaikan selama 15 tahun belakangan, perusahaannya telah menggunakan papan pengecoran untuk struktural AC depan kendaraan.
Hal tersebut sebagai bentuk pertimbangan produsen untuk pembuatan bodi dengan mesin yang prima pada mobil kendaraan.
“Kami memutuskan untuk menggunakan mesin gigacasting sebesar 6.000 ton untuk membuat struktur belakang bodi mobil dengan mengandalkan pengecoran aluminium,” tuturnya.
Dalam upaya produksi tersebut, Nissan berencana akan meluncurkan 30 model mobil dalam kurun waktu tiga tahun kedepan. Model mobil tersebut diantaranya 16 kendaraan listrik, 8 unit kendaraan bertenaga baterai dan 4 kendaraan hibrida plug-in (PHEV).
Sebagai pionir produksi kendaraan listrik dengan merek mobil Leaf yang sepenuhnya bertenaga baterai. Pihaknya akan berupaya menurunkan 30% biaya kendaraan listrik pada generasi berikutnya di tahun 2030.
Keputusan tersebut sejalan dengan hasil pertimbangan strategis dengan produsen ternama lain seperti Honda Motor.
Laporan perusahaan menyebut, saat ini perusahaan manufaktur garapan Jepang Honda Motor tengah membuka peluang baru dengan melakukan kolaborasi dalam pembuatan komponen utama kendaraan listrik dengan mengandalkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). (Maria Jessica Elvera Marus)