Bisnis.com, JAKARTA- Produsen mobil asal China yakni Chery memiliki dua entitas usaha untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia. PT Chery Motor Indonesia berbagi peran dengan PT Chery Sales Indonesia.
Chery Motor Indonesia sesuai izinnya merujuk pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sebagai pembuat dan perakit kendaraan bermotor. Berdasarkan dokumen perusahaan di Kementerian Hukum dan HAM, tercatat modal disetor Chery Motor Indonesia sebesar Rp426,45 miliar.
Rincian pemegang saham yakni Chery Automobile Co., Ltd yang memegang 1% kepemilikan saham dengan total modal disetor Rp4,26 miliar. Sedangkan 99% saham dimiliki Wuhu Purui Automobile Investment Co., Ltd yang menyetorkan modal sebesar Rp422,18 miliar.
Sementara Chery Sales Indonesia merupakan perusahaan bergerak di bidang perdagangan mobil besar sesuai KBLI 45101 dan 45301. Total modal disetor untuk Chery Sales Indonesia mencapai Rp11,25 miliar.
Kepemilikan mayoritas Chery Sales Indonesia dikuasai Chery Motor Indonesia. Chery Motor menyetorkan modal sebesar Rp11,13 miliar.
Di sisi lain, kehadiran merek-merek asal China secara keseluruhan belum mendongkrak realisasi investasi sektor otomotif. Tercatat sepanjang tahun lalu, realisasi investasi sektor otomotif yang berasal dari pabrikan China baru menyentuh Rp57,96 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi dari China mencapai US$3,69 juta atau setara Rp57,96 miliar (kurs jisdor Rp15.688). Meski terbilang sedikit nilai investasi dari China, tetapi nilai itu tumbuh 50,16% dari US$2,46 juta atau setara Rp38,60 miliar pada 2022.
Salah satu merek yang menggunakan sistem kontrak tersebut adalah PT Chery Sales Indonesia (CSI) dengan menggandeng PT Handal Motor Indonesia (HMI). Alhasil nilai investasi Chery untuk produksi mobil listrik di Indonesia hanya Rp250 miliar.
Vice President PT Chery Sales Indonesia Harry Kamora sebelumnya mengatakan perusahaan akan tetap pada rencana produksi lokal dalam memasarkan mobil listrik Omoda E5. Investasi senilai Rp250 miliar juga telah dilakukan pada tahap awal perakitan.
“Saat ini Chery masih sesuai dengan rencana awal untuk memproduksi kendaraan dengan kondisi CKD [completely knocked down],” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (13/12/2023).