Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo Ungkap Alasan Milenial Lebih Pilih Mobil Hybrid Ketimbang BEV

Gaikindo) merekam fenomena unik terkait alasan generasi milenial lebih memilih tipe mobil hybrid daripada mobil listrik berbasis baterai (BEV).
Suasana Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (31/3/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Suasana Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (31/3/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merekam fenomena unik terkait alasan generasi milenial lebih memilih tipe mobil hybrid alias hibrida ketimbang mobil listrik berbasis baterai (BEV).

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan sebenarnya ada tiga alasan mainstream kenapa BEV masih dihindari mayoritas konsumen.

Namun, beberapa generasi milenial yang telah mapan pun ternyata punya alasan tambahan tersendiri kenapa lebih memilih mobil hibrida.

Secara umum, Kukuh melihat bahwa minat milenial terhadap BEV sebenarnya begitu tinggi. Apalagi yang belum berkeluarga, atau baru punya keluarga kecil. 

Pengetahuan mereka tentang kelebihan dan kekurangan BEV pun terbilang komprehensif dan objektif, karena kebanyakan milenial mapan sudah termasuk generasi tech-savvy.

"Buat mobilitas sehari-hari pun mereka sudah berhitung bahwa BEV lebih irit buat pengeluaran. Tapi ternyata apa problemnya? Banyak yang masih tinggal di rumah mertua atau orang tua. Mereka sungkan buat bikin charging di rumah, bahkan sebagian tidak dapat izin dari mertuanya," kata Kukuh kepada Bisnis, dikutip Sabtu (24/2/2024).

Oleh karena itu, ujung-ujungnya pangsa milenial yang punya prinsip idealis berupa keinginan untuk berkontribusi mengurangi emisi lebih memilih tipe hibrida. Mereka tetap terakomodasi tanpa perlu langsung beralih ke BEV.

"Nah, masalahnya, kalau mereka sudah punya rumah sendiri, anak bertambah, ujung-ujungnya selera mereka sudah beralih ke mobil 7 seaters juga. Seperti selera pasar pada umumnya," jelasnya.

Sementara itu, tiga alasan mainstream kenapa BEV masih dihindari mayoritas konsumen yang pertama, yaitu soal harga yang masih terbilang tinggi. Kedua, kekhawatiran terhadap harga jual kembali, terlebih ketika nantinya sudah masuk masa ganti baterai.

"Ketiga, kalau suatu BEV punya harga kompetitif sekali pun, misalnya Rp300 jutaan, data kami menunjukkan masyarakat tetap mengutamakan mobil 7 seaters, mobil keluarga. Jadi yang mau beli BEV mayoritas bukan first time buyer. Mereka biasanya sudah punya mobil 7 seaters lain di garasinya," ungkapnya.

Fenomena itu pun tergambar berdasarkan data Gaikindo, di mana penjualan wholesales tipe hibrida (HEV dan PHEV) melonjak menjadi 52.504 unit sepanjang 2023 dari capaian periode sebelumnya sebanyak 10.344 unit.

Sementara itu, penjualan tipe BEV juga mencatatkan kenaikan walaupun tidak melompat seperti tipe hibrida. Total penjualan wholesales BEV pada 2022 mencapai 10.327 unit, sedangkan pada 2023 mencapai 17.062 unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper