Bisnis.com, JAKARTA- Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast mengungkap rencana perakitan mobil listrik secara lokal atau skema completely knocked down (CKD) setelah pembangunan pabrik mobil listrik pertamanya di Indonesia rampung.
Adapun, VinFast berkomitmen untuk menanamkan modal senilai US$1,2 miliar atau setara dengan Rp18,7 triliun untuk jangka panjang. Salah satunya untuk membangun pabrik mobil listrik yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada 2026 dengan kapasitas 50.000 unit per tahun.
CEO VinFast Indonesia Tran Quoc Huy mengatakan untuk mengawali komitmen tersebut, pihaknya mulai menjual kendaraan pre-built Completely Build Up (CBU) untuk mempercepat masuk pasar.
"Peralihan tersebut [CBU ke CKD] akan dimulai setelah pabrik kami mulai beroperasi. Kami akan membagikan detail lebih lanjut pada waktu yang tepat," katanya kepada Bisnis, Kamis (22/2/2024).
Dia menjelaskan bahwa rencana jangka panjang VinFast di Indonesia yaitu beralih ke produksi rakitan lokal (CKD) untuk mendapatkan biaya dan penjualan yang lebih baik, sekaligus mematuhi peraturan setempat.
Untuk itu, VinFast akan sesegera mungkin memulai konstruksi pembangunan pabrik pada awal paruh pertama 2024. Tran Quoc Huy menyadari peran penting pasar Indonesia dalam strategi ekspansi, sebab RI memegang peran penting dalam rantai pasok kendaraan listrik di dunia.
Menurut dia, industri manufaktur otomotif di Indonesia berkembang pesat dengan jaringan pemasok yang berkembang dengan baik, sehingga pihaknya menargetkan produksi yang optimal dengan memanfaatkan bahan Baku lokal.
"Operasi kami di Indonesia bertujuan untuk memasok baterai untuk beberapa model VinFast EV, jadi kami mempertahankan pendekatan yang fleksibel. Lithium Ferro-Phosphate [LFP] dan nikel Indonesia merupakan pilihan yang potensial," tuturnya.
Namun, dalam hal penggunaannya akan bergantung pada faktor-faktor seperti keberlanjutan, kinerja, dan keselarasan dengan peraturan pemerintah daerah dan protokol internal VinFast.
Di sisi lain, tidak hanya Indonesia yang berlomba menggaet ‘bintang baru’ produsen mobil listrik VinFast. Sebagai sejawat kawasan, Filipina pun ikut menyodorkan proposal yang sama.
Hampir berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Vietnam, rombongan Presiden Filipina Ferdinand Marcos pun bertemu dengan Pham Nhat. Pertemuan yang bertajuk kunjungan kenegaraan tersebut juga menyinggung kemungkinan investasi VinFast di Filipina.
Dikutip dari situs resmi VinFast, pada Rabu (21/22024), delegasi Filipina yang dipimpin langsung Presiden Ferdinand Marcos Jr, membahas terkait pengembangan kendaraan listrik di negeri tersebut. Dihadiri oleh delegasi tingkat tinggi Filipina, antara lain Menteri Luar Negeri, Enrique A. Manalo, Menteri Pertanian Francisco T.Laurel, serta pimpinan besar lembaga dan penjabat besar Filipina.
Pada kesempatan itu, Presiden Marcos menyampaikan saat ini Filipina sedang dalam proses pembenahan transportasi dan mengupayakan pemberhentian penggunaan kendaaraan bermesin sebagai proses peralihan ke teknologi yang modern.
Selain itu, dia juga menyampaikan negara sudah mendukung adanya transportasi kendaraan listrik dengan terbitnya undang-undang yang mendorong komponen kendaraan listrik. Hal ini bertujuan agar para investor tertarik memproduski perakitan dalam negeri sebagai nilai tambah bagi keberlangsungan ekonomi negara.
“Dengan cadangan kobalt, tembaga, dan nikel yang melimpah, Filipina beruntung memiliki bahan yang diperlukan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, meskipun saat ini masih mengeskpor bijih mentah,” ungkap Presiden Marcos.