Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Bayi Ajaib’ Bernama VinFast, Diam-diam Indonesia dan Filipina Rebutan Investasi

Filipina ikut berebut menggoda investasi VinFast, menawarkan cadangan nikel dan kobalt.
Mobil listrik Vinfast VF8 yang akan diekspor sedang diangkut ke kapal di Haiphong, Vietnam pada Jumat (25/11/2022). - Bloomberg/Linh Pham
Mobil listrik Vinfast VF8 yang akan diekspor sedang diangkut ke kapal di Haiphong, Vietnam pada Jumat (25/11/2022). - Bloomberg/Linh Pham

Bisnis.com, JAKARTA- Mobil nasional Vietnam, VinFast seakan menggebrak kancah otomotif dunia dengan rentetan langkah strategis. Mulai dari ubah haluan sebagai pabrikan mobil listrik hingga melantai di bursa Nasdaq, kini mencoba tancap gas di kawasan Asean.

Tercatat, VinFast kali pertama menyedot perhatian dunia otomotif kala memperkenalkan purwarupa produk Sport Utility Vehicle pada ajang Paris Motor Show 2018. Tak tanggung-tanggung, duta merek VinFast pesohor sepakbola David Beckham.

Produk tersebut adalah SUV berbasis internal combustion engine (ICE), dengan sematan nama LUX A2.0 dan SUV LUX SA2.0. Setahun kemudian, VinFast telah merealisasikan produksi massal, dan mengklaim sukses mengirimkan sekitar 10.000 unit mobil ke tangan konsumen.

Seiring lanskap industri otomotif yang bergeser, produsen mobil di bawah bendera VinGroup milik Pham Nhat Vuong itupun menancapkan haluan baru. VinFast memutar laju sebagai salah satu pemain industri mobil listrik.

Rencana itupun disusul dengan upaya VinFast menjadi penghuni bursa Nasdaq Amerika Serikat. Secara resmi VinFast memiliki kode saham VFS sejak Agustus lalu. Produsen asal Vietnam itupun telah mengirim sekitar 35.000 unit mobil listrik sepanjang tahun lalu, sedikit di bawah target yang dipatok 40.000 unit.

Pada perjalanannya VinFast pun melenggang di bursa Nasdaq dengan melepas saham senilai US$23 miliar. Berbarengan dengan itu, VinFast pun melakukan penetrasi pasar Amerika Utara dengan menawarkan model mobil listrik seperti VF6, VF7, VF8, dan VF9.

Setidaknya, dalam rentang waktu kurang dari sewindu, VinFast melesat dengan berbagai strateginya. Bahkan, VinFast ikut bertarung di medan pertempuran mobil elektrik.

Kini, sebagai ‘rumah kedua’ VinFast, kawasan Asia Tenggara pun tengah dibidik. Di Indonesia, kehadiran tersebut bak respon cepat setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Vietnam pada Januari lalu.

Pada momen Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 yang berlangsung sejak 15 Februari lalu, VinFast telah ambil bagian. Pabrikan menghadirkan sederet model, mulai dari VF 5 hingga VF 9, dengan setir kanan.

Tidak hanya itu, kehadiran itupun dibarengi dengan kabar komitmen investasi jangka panjang. Sebagaimana diungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, pabrikan bakal menanamkan modal jumbo hingga US$1,2 miliar, setara Rp18,7 triliun secara bertahap.

"Iya. mereka sudah komitmen dan sedang cari lahan di sini. Secepatnya begitu lahan tersedia mereka bakal investasi segera, kita sedang matching kan kawasan industri dengan mereka ada beberapa target kawasan industri," kata Agus kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Senin (19/2/2024).

Paling awal, VinFast akan membangun fasilitas produksi mobil listrik berkapasitas 50.000 unit per tahun. Total investasi itu diperkirakan menelan US$200 juta, atau sekitar Rp3,13 triliun.

CEO VinFast Indonesia, Tran Quoc Huy, mengatakan perusahaan menawarkan pilihan transportasi ramah lingkungan dan menginspirasi pasar otomotif Indonesia untuk mengeksplorasi mobilitas masa depan. “VinFast dengan bangga meluncurkan produknya secara resmi di pasar Indonesia pada IIMS 2024 mendatang,” kata Tran Quoc Huy dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (11/2/2024).

PERTARUNGAN PASAR MOBIL LISTRIK

VinFast berbekal harga mobil listrik yang terbilang murah. Untuk model VF5 bahkan dibanderol sekitar Rp200 jutaan, jauh lebih miring dibandingkan beberapa pesaing.

Sebaliknya, petarungan pasar tidak semudah memenangkan harga. VinFast dengan komitmen tingginya harus berhadapan dengan pasar mobil listrik yang masih secuil, hanya sekitar 1,6% dari total penjualan domestik yang stagnan di level 1 juta unit.

Tantangan lainnya, sejauh ini pemain mobil listrik yang sudah moncer, setidaknya juga mengandalkan jualan model konvensional. Sebut saja Hyundai dan Wuling, segmen mobil listrik keduanya tercatat baru sepertiga dari total volume penjualan.

Praktis tahun ini merupakan periode pembuktian bagi pemasar tunggal mobil listrik, layaknya BYD dan VinFast.

Di sisi lain bagi Indonesia, merebut hati VinFast bukan perkara mudah meski bermodal pasar terbesar di kawasan. Pasalnya, Filipina mengincar transaksi yang sama.

Selain bertemu Presiden Joko Widodo, pada Januari lalu jajaran pimpinan VinFast pun berjumpa dengan rombongan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.

Seperti disitat dari situs resmi VinFast, Pham selaku pucuk pimpinan juga menjanjikan peluang investasi yang sama.

Sementara delegasi Filipina mengajukan proposal yang tak jauh berbeda dengan Indonesia. Bahkan Presiden Marcos menawarkan ekosistem industri baterai, sebab negeri itupun memiliki cadangan nikel hingga kobalt.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper