Bisnis.com, JAKARTA — Pasar otomotif nasional sepanjang tahun lalu semarak dengan masuknya sederet merek dari China. Namun, dominasi merek mobil Jepang tak tergoyahkan.
Berita tentang merek mobil China mengejar daya saing harga menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Rabu (7/2/2024). Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Berikut ini highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id hari ini:
1. Merek Mobil China Mengejar Daya Saing Harga
Sepanjang 2023, setidaknya ada enam merek China di pasar otomotif Indonesia. Selain Wuling, DFSK, dan FAW, tiga pendatang baru resmi masuk pasar tahun lalu, yakni Chery, Neta, dan Seret.
Itu belum termasuk Morris Garage (MG), merek mobil asal Inggris yang dimiliki perusahaan China.
Meski jumlah pemainnya bertambah menjadi dua kali lipat, nyatanya pangsa pasarnya tak bergerak membesar sejak beberapa tahun terakhir.
Merek mobil China merebut pangsa pasar terbesar pada 2021, yakni 3,3%. Namun setelahnya menyusut. Pada 2023, merek mobil China hanya menguasai 2,8% pangsa pasar.
Fenomena kembali masuknya mobil merek China dimulai tatkala Wuling Motors masuk pasar Indonesia pada Agustus 2017, disusul oleh DFSK pada tahun berikutnya.
Wuling, dalam empat bulan terakhir 2017, membukukan angka penjualan 5.050 unit atau memangsa 0,5% pasar. Penjualannya yang terus meningkat membuat penguasaan pasarnya juga semakin membesar.
Pada 2019, tahun sebelum pandemi Covid-19, Wuling berhasil memompa performa hingga mencapai penjualan 22.343 unit dan menguasai 2,2% pasar. Ditambah dengan DFKS, pangsa merek China mencapai 2,6%.
Penguasaan pasar terbesar mobil China dicapai pada tahun kedua pandemi Covid-19. Dengan angka penjualan 28.980 unit, merek China menguasai 3,3% pasar otomotif Indonesia.
2. Di Balik Mahalnya Tarif Pesawat dan Harga Avtur RI
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengendus masalah dalam penjualan dan pendistribusian bahan bakar avtur. Kondisi ini ditengarai turut memicu tingginya harga tiket pesawat di dalam negeri.
Harga tinggi avtur di Indonesia masih menjadi pemicu utama mahalnya harga tiket penerbangan di tingkat domestik. Komponen biaya bahan bakar untuk sekali penerbangan mencapai 38% - 45% dari total biaya.
Hasil penelusuran KPPU, harga avtur penerbangan di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga avtur penerbangan di 10 bandara udara luar negeri.
Kisaran perbedaaan harga avtur bandara di Indonesia dengan bandara luar negeri secara umum mencapai 22% hingga 43% untuk periode Desember 2023. Sebab itu, harga avtur dinilai berpengaruh langsung kepada harga tiket pesawat terbang.
Sejalan dengan itu, komisi tersebut merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan tata kelola penyediaan dan pendistribusian bahan bakar penerbangan atau avtur.
Rekomendasi itu seiring temuan kajian KPPU yang menyimpulkan bahwa pasar penyediaan avtur di Indonesia memiliki struktur monopoli dan terintegrasi secara vertikal. Akibatnya, terjadi ketidakefisienan pasar dan berkontribusi pada tingginya harga avtur.
Rekomendasi ini juga telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan melalui surat saran dan pertimbangan pada 29 Januari 2024.
Terdapat dua poin yang direkomendasikan oleh KPPU. Pertama, mendorong implementasi open access pada pasar penyediaan dan/atau pendistribusian avtur penerbangan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Migas dan peraturan pelaksanaannya.
Kedua, mendorong implementasi sistem multi provider avtur penerbangan untuk setiap kelompok kegiatan di bandar udara dengan memperhatikan beberapa kondisi antara lain kesiapan infrastruktur, dan peluang pelaksanaan lelang atau pemilihan atas rekanan.
Lalu, merevisi Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) No. 13/P/BPH MIGAS/IV/2008, serta membuat regulasi teknis oleh BPH Migas terhadap pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan bahan bakar yang sejalan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat.
3. Timbang Menimbang Industri Akan Produk Asuransi Unit Linked
Sejumlah perusahaan asuransi masih melakukan penyesuain terhadap pemasaran produk unit-linked, asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi). Dengan begitu. produk asuransi tradisional diproyeksi akan mendominasi sepanjang tahun ini.
Yang dimaksud di sini adalah penyesuaian industri asuransu terhadap Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Paydi (SEOJK Paydi).
Misalnya saja, perusahan asuransi pelat merah PT BNI Life Insurance (BNI Life) memproyeksi produk tradisional masih akan mendominasi pendapatan premi perusahaan sepanjang tahun ini, lantaran masih menyesuaikan penjualan produk unit-linked.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan. “Dikarenakan kondisi saat ini masih di awal tahun, sehingga perusahaan belum dapat memprediksi penjualan [produk unit-linked] di tahun ini,” kata Eben kepada Bisnis, Selasa (6/2/2024).
Kendati begitu, BNI Life memproyeksikan premi produk unit-linked perusahaan di tahun ini mencapai Rp1,49 triliun. Premi tersebut tumbuh 4,4% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan pencapaian periode 2023 dengan porsi 23,2% dari total target premi BNI Life. “Produk tradisional tetap akan mendominasi target premi 2024 karena lebih mudah dalam penjualannya,” katanya.
Adapun sepanjang 2023, BNI Life mencatat premi unit-linked mencapai Rp1,43 triliun. Pencatatan premi pada produk ini tumbuh 9,4% yoy dengan porsi 26,5% dari total pendapatan premi BNI Life pada tahun lalu.
4. Lagi-Lagi Rencana Konstruksi Calon Tol Terpanjang Getaci Kembali Mundur
Pembangunan calon jalan tol terpanjang di Indonesia, Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci) sepanjang 206,65 Kilometer (Km) kembali mundur. Rencananya, tol Getaci ini akan dimulai konstruksi pada kuartal II tahun 2024. Namun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperpanjang waktu proses lelang sehingga baru akan dikonstruksi pada kuartal IV tahun ini.
Tender ulang dilakukan di proyek Tol Getaci dikarenakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) keluar dari konsorsium PT Jasa Marga Gede Bage Cilacap (PT JGC) dalam pembangunan ruas tol Getaci.
Pada awalnya, jalan Tol Getaci dilaksanakan oleh 8 perusahaan yang tergabung dalam konsorsium PT JGC. Kedelapan perusahaan tersebut yakni PT. Jasa Marga Tbk (JSMR), kemitraan PT Daya Mulya Turangga, PT Gama Grup dan PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
JGC menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang dibentuk oleh konsorsium pemenang lelang. JGC memiliki struktur permodalan yaitu modal dasar senilai Rp5,42 triliun, modal ditempatkan dan disetor Rp2,88 triliun. Adapun, modal dasar dibagi menjadi 54,29 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Saham utama sebesar 32,5% dimiliki oleh JSMR dan saham kolektif sebesar 67,5 persen dimiliki oleh masing-masing kemitraan PT Daya Mulia Turangga – PT Jasa Sarana – PT Gama Group sebanyak 27,5%, WSKT sebesar 20%, PTPP sebear 10%, dan WIKA sebesar 10%.
Untuk diketahui, ruas tol Getaci ini menghubungkan dua provinsi yakni Jawa Barat (Jabar) sepanjang 171,40 Km dan Jawa Tengah (Jateng) sepanjang 35,25 Km.
Apabila selesai dibangun, tol Getaci akan menggeser posisi Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) yang saat ini masih menjadi tol terpanjang di Indonesia dengan bentang 189 kilometer.
5. Kapal MV Cilegon Menambah Jangkauan Meratus Makin Luas
Pelemparan kendi ke badan kapal MV Cilegon di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur menandai salah satu dari beberapa aksi korporasi Meratus Group di awal tahun 2024. Perusahaan tak gentar melakukan ekspansi di tahun politik meski banyak investor lebih memilih melihat dan menunggu atau wait and see.
MV Cilegon dilengkapi dengan inovasi terkini dan dirancang khusus untuk mengefisienkan waktu bongkar muat selama singgah di pelabuhan. Setidaknya ada 20 kru yang siap berlayar mengirim logistik antarpulau di Indonesia
Kedatangan amunisi baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu tunggu di pelabuhan. Dampak positif dari investasi aset ini juga berkontribusi terhadap efisiensi energi.
Meratus tengah memperkuat bisnis cold chain yang mereka namai MFresh. Perusahaan membeli aset 6 kapal baru untuk meningkatkan efisiensi operasi pelayaran dan 220 peti kemas berpendingin atau reefer container.
CEO Meratus Farid Belbouab mengatakan bahwa kapal baru, perluasan armada peti kemas reefer, dan pengenalan MFresh menunjukkan kepemimpinan perusahaannya di sektor cold chain.