Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan penjualan mobil listrik secara global mengalami perlambatan sepanjang 2023 bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (11/1/2023), lembaga riset Rho Motion menyebut pertumbuhan penjualan battery electric vehicle (BEV), dan plug-in hybrid (PHEV) tumbuh 31% sepanjang 2023.
Pertumbuhan tersebut lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan 60% yang terjadi sepanjang 2022. Manajer data Rho Motion Charles Lester mengatakan besar kemungkinan terjadinya perlambatan untuk pasar yang bertumbuh ini.
"Anda tidak bisa menggandakannya setiap tahun," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
Angka pertumbuhan 31% sepanjang 2023 itu disebut sudah sejalan dengan proyeksi dari Rho Motion yang memperkirakan ada di level 30%. Sementara pada 2024, pertumbuhan penjualan mobil listrik diproyeksi pada rentang 25% dan 30%.
Sepanjang 2023, jenis BEV menyumbang sekitar 9,5 juta unit dari total 13,6 juta unit mobil listrik yang dijual secara global, sedangkan sisanya berasal dari jenis PHEV. Di satu sisi, penjualan pada Desember 2023 menembus rekor secara bulanan, yakni 1,5 juta unit.
Baca Juga
Di pasar Amerika Serikat, dan Kanada, penjualan BEV melonjak 50%, sedangkan di Eropa dan China masing-masing tumbuh 27% dan 15%.
Sementara itu, penjualan di Eropa yang mengalami perlambatan dipengaruhi oleh keputusan dari pemerintah Jerman yang menghapuskan subsidi untuk mobil listrik.
Menurut Rho Motion, hanya 8% penjualan BEV di Eropa yang masuk kategori untuk mobil dengan dimensi kecil. Citroen eC3 dari Stellantis pun akan mulai memasarkan mobil listrik untuk ukuran tersebut pada tahun ini.
Beberapa produsen disebut mulai khawatir dengan penjualan mobil listrik di Eropa dan negara lainnya yang kian mengalami pelambatan seiring pasar menunggu adanya model dari merek lainnya.
Pasar berekspektasi adanya mobil listrik dengan model yang lebih baik, dimensi lebih kecil, dan harga lebih murah dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun mendatang.