Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Pasar Sepeda Motor hingga God's Eyes Tambang

Berita tentang pasar subur sepeda motor menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id
Top 5 News. Sumber: Canva.
Top 5 News. Sumber: Canva.

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia bukan sekadar negeri dengan populasi sepeda motor terbesar ketiga dunia, tetapi juga pasar yang subur. Tekanan inflasi dan bunga pinjaman tinggi tak menyurutkan konsumen melakukan aksi beli.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan populasi kendaraan di Indonesia pada tahun lalu mencapai 148.212.865 unit, yang mana sebanyak 125.267.349 unit (85%) di antaranya berjenis sepeda motor.

Berita tentang pasar subur sepeda motor menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Jumat (8/12/2023):

1. Pasar Subur Sepeda Motor

Dari sisi pasar, India merupakan terbesar dengan angka penjualan sekira 20 juta per tahun, disusul China di kisaran 19 juta unit per tahun, lalu Indonesia dengan angka penjualan pada tahun lalu mencapai 5,2 juta unit.

Meski demikian, Pew Research Center wadah pemikir nonpartisan Amerika Serikat yang berpusat di Washington, D.C., Indonesia masih kalah dalam hal tingkat penggunaan sepeda motor dengan Vietnam dan Thailand.

Thailand menjadi negara yang paling banyak menggunakan sepeda motor di dunia. Di negara berpenduduk 71,6 juta jiwa ini, sekitar 87% rumah tangga memiliki minimal satu sepeda motor.

Vietnam menempati peringkat kedua negara dengan tingkat penggunaan motor terbanyak dunia. Negeri berpenduduk 90 juta orang ini mencatatkan tingkat penggunaan sepeda motor mencapai 86%.

Adapun Indonesia yang berpenduduk 278,8 juta jiwa menjadi negara ketiga dengan pengguna sepeda motor terbanyak di dunia. Sekitar 85% rumah tangga di Indonesia minimal memiliki satu sepeda motor.

Populasi penduduk yang besar dengan tingkat penggunaan sepeda motor masih jauh dari maksimal merupakan ladang subur bagi pertumbuhan penjualan.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor di Indonesia pada November 2023 meningkat dari bulan sebelumnya.

Penjualan sepeda motor Indonesia pada November 2023 tercatat 571.983 unit, meningkat 11% dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 516.293 unit. Adapun penjualan sepeda motor pada November 2022 mencapai 588.269 unit.


2. Aral Klasik Penanaman Modal Disorot Lagi

Presiden Joko Widodo kembali menyorot masalah perizinan investasi dan kembali menekankan kepada para jajaran menteri agar bisa mengejar target investasi Rp1.650 triliun pada 2024.

Perizinan investasi telah menjadi masalah klasik bagi aktivitas penanaman modal di Indonesia. Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Balai Kartini Exhibition and Convention Center, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023), Presiden mendorong agar pemerintah terus memperbaiki iklim dan meningkatkan realisasi investasi baik nasional maupun di daerah.

"Dulu kita ini selalu berorientasi pada pemasaran terus, marketing terus, bicara investasi Indonesia baik, begitu investor datang, pembebasan lahan gagal, balik enggak jadi investasi. Investor datang lagi, ruwet perizinannya, balik kembali lagi enggak jadi investasi. Sehingga konsentrasi kita sekarang ini bukan di marketing, tetapi pada penyelesaian di dalam negeri kita sendiri," ujarnya.

Kepala Negara juga menjelaskan salah satu permasalahan pembebasan lahan yang tertunda selama bertahun-tahun. Jokowi pun menekankan bahwa penyelesaian permasalahan tersebut membutuhkan kerja fokus dan detail.

Dia kembali mengingatkan pekerjaan pemerintah tidak akan mudah pada tahun depan. Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tekanan, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,1% sampai 5,7% dengan realisasi investasi Rp1.650 triliun.

Salah satu kendala permasalahan pembebasan lahan lantaran masih banyak rencana detail tata ruang (RDTR) yang terintegrasi dengan sistem perizinan berbasis risiko atau sistem OSS yang menjadi pintu utama masuknya investasi di Tanah Air.

3. Bersiasat Tangkap Lonjakan Penumpang Nataru

Sektor transportasi bersiap mengoptimalkan armada dengan penambahan jumlah kursi dan volume perjalanan untuk mengoptimalkan  pada momentum Natal dan Tahun Baru 2024. 

Sepanjang masa peak season akhir tahun ini, seluruh moda baik darat, laut maupun udara kompak memproyeksikan pertumbuhan jumlah penumpang dibandingkan tahun sebelumnya. Optimisme ini diikuti dengan berakhirnya pandemi Covid-19 yang terjadi tiga tahun terakhir.

Belum lagi, Kementerian Perhubungan memproyeksi sekitar 107 juta masyarakat akan melakukan perjalanan selama Nataru dengan dua kali masa puncak yakni H-2 menjelang Natal dan H+2 usai perayaan tahun baru.

PT Airasia Indonesia Tbk. (CMPP) misalnya telah mengumumkan rencana penyediaan 25.200 kursi penerbangan tambahan selama momentum libur Nataru.

Direktur Utama Indonesia Airasia Veranita Yosephine menjelaskan penambahan penerbangan tersebut dilakukan guna mengakomodir rute yang memiliki permintaan tinggi. Di antaranya yakni Jakarta, Denpasar, Medan, Silangit, Surabaya dan Kuala Lumpur.

Rencananya, penambahan volume penerbangan AirAsia akan dimulai pada 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024. Penetapan itu didasari oleh data Kemenhub ihwal permintaan perjalanan di Indonesia pada momen Nataru. 

Pemerintah memperkirakan adanya peningkatan jumlah perjalanan hingga 80% selama periode 24 hari yakni 16 Desember 2023 - 8 Januari 2024. Gambaran ini diproyeksikan terjadi di seluruh wilayah dengan moda transportasi udara menjadi urutan keempat yang paling diminati.

Menyambut hal tersebut, pada momen Nataru kali ini Indonesia AirAsia juga mengumumkan beberapa rute domestik dan internasional baru yang dapat menjadi pilihan penumpang dalam melakukan perjalanan, seperti Denpasar-Kupang (Penerbangan Perdana 16 Desember 2023), Denpasar-Lampung (Penerbangan Perdana 17 Januari 2023) dan Jakarta-Kota Kinabalu (6 Februari 2023).

4. Aral Melintang di Jalur Penyehatan Modal WIKA

Langkah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk menggelar rights issue sebagai skema masuknya penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun berpotensi mengalami ganjalan akibat masih adanya pemegang obligasi yang belum menyetujui skema restrukturisasi utang perseroan.

Emiten berkode saham WIKA ini akan menggelar aksi Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue sebagai skema masuknya PMN Rp6 triliun.

Dalam prospektusnya, manajemen WIKA menyatakan bahwa berdasarkan RAPBN 2024 perseroan telah disetujui meraih PMN sebesar Rp6 triliun dengan target pencairan dilakukan paling lambat pada kuartal I/2024.

Melalui aksi korporasi ini, WIKA berencana menerbitkan sebanyak 92,23 miliar saham seri B dengan nominal Rp100 per saham. Manajemen menyampaikan HMETD dilakukan secara tunai dengan jumlah saham yang diterbitkan sesuai keperluan dana WIKA.

WIKA juga akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 12 Januari 2024 di Jakarta. Sementara itu, pemanggilan terkait dengan rapat akan dilakukan pada 21 Desember 2023.

Manajemen emiten BUMN Karya ini menjelaskan bahwa latar belakang aksi korporasi tersebut yakni seturut dengan upaya WIKA yang bermaksud melakukan restrukturisasi dengan melakukan beberapa stream penyehatan keuangan.

Metode restrukturisasi akan ditempuh melalui 8 stream yakni restrukturisasi keuangan, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan pencairan piutang, dan asset recycling sesuai model bisnis.

Selain itu, perseroan akan mengimplementasikan pemfokusan portofolio orderbook, efisiensi biaya operasional, penurunan saldo supply chain financing, dan penguatan struktur permodalan. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah disetujui dalam RUPSLB pada 13 Oktober lalu.

5. God's Eyes di Tambang Bumi Batiwakkal

Jika film berseri Fast and Furious memiliki senjata paling berbahaya bernama God's Eyes, PT Berau Coal salah satu pemilik konsensi tambang batu bara terbesar di Indonesia memiliki sistem Mining Eyes yang memiliki cara kerja tidak jauh berbeda.

God's Eyes dalam film berfungsi mendeteksi wajah dengan melakukan peretasan melalui berbagai fungsi kamera baik CCTV hingga kamera hp. Sementara, Mining Eyes bekerja mengawasi dan mendeteksi aktivitas pertambangan di lubang tambang (pit) yang tengah dikerjakan.

Bedanya, Mining Eyes digunakan demi meningkatkan peran pengawasan sehingga keselamatan dapat terjaga sekaligus produktivitas seiring efektifnya aktivitas pertambangan.

Berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Berau Coal mengombinasikan CCTV resolusi tinggi dengan mining eyes analytics (MEA) fitur kecerdasan buatan yang membantu pengawasan aktivitas tambang. Tugas utamanya tiga hal, menjaga jarak antar alat berat, mendeteksi pergerakan orang di luar kabin unit atau area pos, serta mendeteksi alat berat pun kendaraan yang memasuki area tambang.

Kecerdasan buatan dalam kamera tersebut bakal memberikan peringatan jika menemukan tiga hal tersebut, mendeteksi manusia di luar kabin, armada yang terlalu berdekatan, maupun kendaraan yang tidak seharusnya ada di lokasi tambang.

Selain itu, Binungan 2 juga memanfaatkan fitur pengawasan pengemudi, menggunakan cctv di dalam kabin alat berat, aktivitas pengemudi terawasi, terutama mendeteksi tanda-tanda kelelahan (fatigue), seperti menguap dan mata yang mengantuk.

Fitur ini digunakan pula di seluruh armada, baik yang bekerja di dalam tambang memindahkannya ke tempat penumpukan sementara, maupun yang memindahkan batu bara ke fasilitas pabrik coal processing plant (CPP). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper