Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko optimistis Indonesia tetap menjadi magnet bagi para investor kendaraan listrik meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik di tingkat global.
“Memang iya [tren pertumbuhan kendaraan listrik global menurun], tetapi tidak juga, tidak [investor akan menahan investasi] karena, dari Vietnam akan masuk sebesar US$1,2 miliar akan masuk dan secepatnya mereka akan membangun [pabrik] di sini,” ujarnya saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (6/11/2023).
Moeldoko menyebutkan bahwa produsen otomotif swasta yang dimaksud adalah VinFast. Adapun, anggota Vingroup itu direncanakan akan membuat pabrik dan membuka fasilitas produksi di Indonesia pada 2026.
Dia melanjutkan bahwa perusahaan yang telah melakukan ekspor produk hingga ke Eropa dan Amerika Serikat itu sangat tertarik untuk berkontribusi membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Namun, Moeldoko belum dapat memginformasikan lokasi pasti pabrik Vinfast akan dibangun.
Lebih lanjut, Moeldoko mengamini bahwa Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan paket kebijakan untuk meningkatkan investasi kendaraan listrik.
Baca Juga
Paket kebijakan ini dipersiapkan untuk menjawab sejumlah kendala yang dihadapi investor kendaraan listrik, salah satunya terkait ketentuan jaminan dan jangka waktu pembebasan pajak penghasilan (PPh) Badan atau tax holiday.
Moeldoko mengatakan bahwa revisi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai harus segera diselesaikan. Hal itu diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi produsen kendaraan listrik.
“Tax holiday dipertimbangkan khususnya untuk investasi di kendaraan listrik, karena lagi dihitung, ini yang diinginkan investor,” pungkas Moeldoko.
Untuk diketahui, produsen kendaraan bermotor global mulai berpikir ulang soal pengembangan mobil listrik. Investasi yang telah dikomitmen pun terancam batal. Akar masalahnya adalah melambatnya pertumbuhan penjualan kendaraan listrik lantaran tekanan inflasi ditambah suku bunga yang tinggi.
Kelley Blue Book, perusahaan valuasi dan riset otomotif, mencatat penjualan mobil listrik secara global masih mencatatkan pertumbuhan yakni sebesar 6% pada kuartal III/2023. Hanya saja, pertumbuhan itu berada pada tren menurun, sehingga wajar bagi produsen untuk memikirkan ulang strategi investasi pada sektor ini.