Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

VinFast Amankan Stok Baterai Lewat VinES

VinES pun telah mulai membangun pabrik baterai di Vietnam pada November 2022 melalui kerja sama dengan perusahaan asal China, yakni Gotion.
Mobil listrik Vinfast VF8 yang akan diekspor sedang diangkut ke kapal di Haiphong, Vietnam pada Jumat (25/11/2022). - Bloomberg/Linh Pham
Mobil listrik Vinfast VF8 yang akan diekspor sedang diangkut ke kapal di Haiphong, Vietnam pada Jumat (25/11/2022). - Bloomberg/Linh Pham

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast segera mengamankan stok baterai litium untuk kendaraan listriknya melalui VinES selaku sister company perusahaan tersebut.

Dilansir dari Nikkei Asia pada Kamis (12/10/2023), pendiri Vingroup Pham Nhat Vuong yang juga salah satu orang terkaya di Vietnam akan memberikan 99,8 persen kepemilikan sahamnya di VinES kepada VinFast.

Selain itu, Vuong juga memberikan suntikan dana sebesar US$291 juta atau setara Rp4,57 triliun (kurs jisdor Rp15.710) kepada VinFast. Sementara itu, menurut laporan sekuritas di Amerika Serikat, VinES memiliki legal capital senilai US$270 juta atau setara Rp4,24 triliun.

VinES pun telah mulai membangun pabrik baterai di Vietnam pada November 2022 melalui kerja sama dengan perusahaan asal China, yakni Gotion. Berdasarkan prospektus tanggal 2 Oktober 2023, Gotion Investment menggenggam sebanyak 15 juta saham dari VinFast.

Sementara VinFast telah melepas sebanyak 2,3 juta saham dalam aksi korporasi perdananya dengan melantai di bursa AS, yakni Nasdaq pada 15 Agustus 2023. 

Dalam prospektus tersebut tertera bahwa VinFast juga tengah mengincar pabrik pabrik di North Carolina, India, dan Indonesia dengan menggunakan sumber baterai yang diperoleh dari Gotion, Samsung, dan juga CATL.

Selain itu, akuisisi VInFast atas saham VinES juga akan menghemat sekitar 5 persen sampai 7 persen harga baterai yang merupakan komponen paling mahal dari mobil listrik. Akan tetapi, biaya untuk penelitian, pengembangan hingga operasi pabrik akan meningkat untuk jangka pendek.

VinFast menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mengekspor mobil ke Amerika Serikat. Namun, produk dari VinFast mendapat ulasan buruk dari industri sehingga dilakukan recall terkait potensi masalah keselamatan.

Di sisi lain, VinFast berharap dapat menjual mobil hingga 50 negara termasuk di Timur Tengah pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper