Bisnis.com, JAKARTA — Mazda global berencana meluncurkan mobil plug-in hybrid (PHEV) di pasar China pada awal 2025 demi mendongkrak penjualan pasca mengalami ketertinggalan akibat terbatasnya produk elektrifikasi yang ditawarkan.
Dilansir dari Nikkei Asia, Selasa (31/10/2023), Mazda Motor akan mengembangkan jenis PHEV dengan mitra lokal China, yakni Changan Automobile. Jenis PHEV pun semakin populer lantaran memiliki keunggulan dibandingkan BEV dalam hal jarak tempuh dan kenyamanan dalam pengisian daya.
Saat ini pun, Mazda belum menjual model PHEV untuk pasar China dan hanya memasarkan satu produk elektrifikasi, yakni SUV CX-30. Presiden dan CEO Mazda Masahiro Moro pun mengatakan sekitar 70% penjualan mobil di China adalah jenis PHEV.
Selain itu, PHEV dan juga BEV berkontribusi sekitar 2% dari total penjualan 1,1 juta unit mobil yang dijual oleh Mazda secara global pada 2022.
“Kesan saya adalah 70% penjualan mobil baru di Tiongkok adalah plug-in,” katanya seperti dikutip dari Nikkei Asia.
Rencana kerja sama antara Mazda dan Changan pun dilakukan seiring adanya upaya untuk reorganisasi demi memperluas jaringan penjualan pabrikan asal Jepang tersebut di pasar China.
Baca Juga
Mazda pun juga telah membentuk perusahaan patungan atau joint ventures dengan China FAW Group yang merupakan BUMN di China. Changan Mazda juga mengumumkan FAW-Mazda akan menjadi entitas anak pasca adanya penggabungan dealer antara kedua perusahaan.
Mazda juga berencana untuk mengurangi jaringan dealer di China yang jumlahnya berkisar 300 jaringan per Maret 2023.
Adapun penjualan mobil Mazda mengalami penurunan 10% di pasar China pada periode April-September 2023. Namun, Moro menyebut angka tersebut lebih baik dari proyeksi yang pasang oleh Mazda.
Penjualan Mazda di pasar China pun disokong oleh adanya peluncuran produk-produk baru seperti SUV CX-50, dan Mazda 3 versi facelift.