Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mimpi Jadi Hub Produksi Baterai Mobil Listrik Makin Dekat

Selepas duet Hyundai dan LG Energy, giliran Toyota bakal menggandeng CATL untuk mendirikan pabrik baterai mobil listrik di Indonesia.
Kahfi,Rahayuningsih
Kahfi & Rahayuningsih - Bisnis.com
Kamis, 26 Oktober 2023 | 07:02
Kunjungan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke fasilitas perakitan baterai Toyota Indonesia beberapa waktu lalu/TMMIN
Kunjungan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke fasilitas perakitan baterai Toyota Indonesia beberapa waktu lalu/TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA- Indonesia dibidik jadi hub produksi baterai raksasa otomotif seperti Toyota Motor Co. dan Hyundai Motor. Keduanya menggandeng para mitra mendirikan rantai produksi baterai mobil listrik.

Teranyar, pada kesempatan Japan Mobility Show 2023, pihak Toyota Motor telah mengungkapkan niatan pembangunan pabrik baterai di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, janji investasi itu digelontorkan untuk fasilitas produksi baterai yang bakal melayani pasokan global.

President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. Ltd Yoshiki Konishi mengungkapkan untuk memuluskan rencana tersebut, prinsipal bakal menggandeng Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).

“Kami akan bekerjasama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai, kami akan suplai bukan cuma Toyota,” ungkapnya saat bertemu awak media di Tokyo, pada Selasa (24/10/2023).

CATL sendiri merupakan produsen baterai terbesar asal China saat ini. Di Indonesia, CATL melalui cucu usahanya Ningbo Contemporary Bunp Lygend Co. Ltd (CBL) telah memiliki komitmen investasi bersama konsorsium BUMN yakni Indonesia Battery Corporation atau IBC.

CBL bakal bekerjasama dalam konsorsium produsen baterai dengan nama proyek “Dragon”. Komitmen investasi CBL mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp93 triliun (Rp15.500 per dolar AS), mulai dari usaha pertambangan, smelter, produksi precursor katoda, sel baterai hingga baterai pack.

Afiliasi CATL ini berbagi porsi kepemilikan dengan Aneka Tambang (Antam) dan IBC. Target pembangunan fasilitas produksi milik CBL/CATL sendiri dimulai pada kuarltal pertama 2025, untuk fasilitas pemurnian RKEF dan HPAL, sedangkan fasilitas produksi baru dimulai pada 2026.

Beberapa lokasi ekosistem baterai milik CATL itu tersebar di beberapa wilayah tambang. Lokasi pemurnian RKEF dan HPAL direncanakan berlokasi di kawasan Feni Haltim milik Antam. Sedangkan produksi baterai di Tanah Kuning, Kaltara.

Konishi menjelaskan rencana fasilitas produksi baterai bersama CATL itu kelak tidak hanya melayani pasokan bagi produk Toyota dan pasar domestik. Melainkan, katanya, terbuka untuk produk lainnya di pasar Asia.

"Nantinya pabrik baterai tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan di Indonesia sekaligus di kawasan Asia. Tidak hanya untuk mobil listrik tetapi juga produk lainnya seperti hybrid," ungkap Konishi.

KOLABORASI

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN Bob Azam mengungkapkan Toyota Indonesia selalu terbuka untuk kolaborasi dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik.

Di sisi lain, Bob mengungkapkan realisasi rencana tersebut pun memiliki beberapa prasyarat. Menurutnya, Toyota telah membuktikan bahwa strategi penetrasi produk ramah lingkungan dengan ragam teknologi bisa mendatangkan investasi baru.

Sejauh ini, Toyota Indonesia telah merakit baterai sekaligus memproduksi mobil berbasis hybrid. Terdapat dua model lokal yakni Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid yang juga memanfaatkan baterai berbasis litium maupun nikel.

“Dengan kehadiran produk elektrifikasi seperti hybrid, bisa juga mendatangkan investasi baru terutama dalam memperkuat ekosistem baterai. Namun, realisasi investasi itupun mengikuti perkembangan pasar,” ungkap Bob.

Di sisi lain, penetrasi produk mobil berbasis elektrik masih belum optimal. Sejauh ini, mobil-mobil listrik berbasis baterai masih berjumlah sedikit.

“Hybrid kalua volumenya besar pun, bisa memangkas emisi karbon, dan mendatangkan investasi baru. Hanya saja, harus dapat skala ekonominya yang sekitar 100.000 unit per tahun,” ungkap Bob.

Toyota melalui TMMIN telah menggelontorkan investasi baru dalam pengembangan rantai pasok hingga pembangunan fasilitas perakitan baterai Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid. Total investasi pengembangan dua model itu mencapai Rp6,7 triliun.

Sebelumnya, Indonesia juga telah memiliki pabrik perakitan sel baterai dan pack yang dibangun usaha patungan Hyundai Motor dan LG Energy Solution. Pabrik yang dikelola PT Hyundai LG Industry Green Power bakal berproduksi mulai tahun depan.

Dari pabrik itu, sel baterai tidak saja memasok kebutuhan Hyundai di pasar domestik, melainkan pula berperan menutup kebutuhan global prinsipal asal Korea Selatan itu.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi & Rahayuningsih
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper