Bisnis.com, JAKARTA - PT Toyota-Astra Motor (TAM) memproyeksikan kendaraan elektrifikasi seperti mobil hybrid dan mobil listrik akan lebih diminati oleh para konsumen kedepannya karena keunggulannya yang lebih hemat dari sisi pengeluaran untuk bahan bakar.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan adanya kenaikan harga BBM sedikit dapat memicu terjadinya pergeseran permintaan menuju kendaraan yang lebih efisien bahan bakar.
Pasalnya, bahan bakar merupakan salah satu pengeluaran tetap terbesar yang menjadi pertimbangan utama dari pelanggan dalam memilih kendaraannya.
“Jadi impact yang kami perkirakan akan ada adalah kemungkinan peningkatan di segmen kendaraan-kendaraan elektrifikasi seperti Hybrid, Plug-In Hybrid, bahkan Battery EV. Selain kendaraan elektrifikasi, model-model ICE yang lebih hemat bahan bakar seperti LCGC juga bisa menjadi pilihan,” ujar Anton kepada Bisnis, Senin (2/10/2023).
Dalam jajaran kendaraan elektrifikasinya, Toyota memiliki kendaraan BEV dalam model BZ4X yang harganya mulai dari Rp1,19 miliar. Kemudian untuk Plug-In Hybrid (PHEV) terdapat model RAV4 GR Sport PHEV seharga Rp1,15 miliar.
Selanjutnya untuk kendaraan hybrid terdapat Yaris Cross Hybrid seharga Rp440,6 juta, Corolla Cross GR Sport Hybrid seharga Rp608,4 juta, Corolla Cross Hybrid Rp540,9 juta, Camry Hybrid senilai Rp937,4 juta.
Baca Juga
Lebih lanjut, beberapa model hybrid lainnya dari Toyota adalah Corolla Altis Hybrid senilai Rp620,1 juta, Alphard Hybrid Rp1,35 miliar, dan Kijang Innova Zenix HEV Rp468,6 juta.
Lebih lanjut, dia mengatakan penyesuaian harga BBM menjadi sesuatu yang sudah umum bagi masyarakat lantaran hal ini bukan pertama kalinya terjadi pada tahun ini.
Secara historis pun, dia menyebut dampak langsung dari kenaikan harga BBM terhadap pembelian mobil termasuk merek Toyota tidak terlalu signifikan.
Menurutnya, para calon konsumen sudah memiliki perencanaan untuk membeli kendaraan dalam jangka panjang sehingga naiknya harga BBM tidak serta-merta membatalkan niat untuk membeli kendaraan baru.
“Biasanya perencanaan untuk membeli kendaraan sudah di plan lama sehingga adanya faktor-faktor ini mungkin tidak begitu besar pengaruh nya untuk membatalkan,” tuturnya.