Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII), yakni PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) telah menerapkan siasat untuk menghadapi larangan ekspor logam galium dan germanium dari China yang digunakan untuk semikonduktor.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan perseroan telah menerapkan multisourcing atau mencari pasokan dari sejumlah negara selain China seiring adanya kekurangan pasokan sejak tahun lalu.
Hal ini pun akan terus diterapkan guna menjaga ketepatan waktu pengiriman dan service rate yang baik dari Astra Otoparts akan komponen dari semikonduktor.
“Kami sudah menerapkan multisourcing sejak ada shortage supply beberapa waktu lalu dan akan terus dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan kami akan semikonduktor,” ujar Wanny kepada Bisnis, Kamis (3/8/2023).
Di tengah meningkatnya permintaan pasar yang cukup tinggi, kondisi pasar kendaraan roda dua masih belum kembali dari kondisi pra-pandemi akibat kelangkaan untuk semikonduktor.
Selain kelangkaan semikonduktor, Astra Otoparts juga menghadapi sejumlah tantangan seperti kenaikan harga material, dan rute pelayaran yang tidak fleksibel. Namun, sejumlah rantai pasokan baru kian bermunculan seiring beberapa negara besar turut mendorong pertumbuhan sumber lokal.
Baca Juga
Sepanjang paruh pertama 2023, Astra Otoparts membukukan bersih sebesar Rp9,38 triliun, naik 9,34 persen dari Rp8,58 triliun secara year-on-year (YoY).
Adapun pendapatan dari manufaktur komponen otomotif tercatat mencapai Rp5,29 triliun, sedangkan dari segmen perdagangan mencapai Rp4,08 triliun.
Dari sisi bottomline, Astra Otoparts membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp801,55 miliar, naik 85,33 persen secara YoY.
Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Dzulkarnaen Salim sebelumnya menyebut krisis semikonduktor sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu sehingga banyak pemain Original Equipment Manufacturer (OEM) yang mencari alternatif lain.
Sosok yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Astra Otoparts itu mengatakan material galium dan germanium dapat diperoleh dari beberapa sumber lain dan masih terdapat material penggantinya sehingga rantai pasokan untuk komponen masih terbilang aman.
Beberapa contoh negara yang dapat memproduksi germanium ini adalah Belgia, Kanada, Jerman, dan Jepang. Sementara untuk galium dapat diproduksi oleh Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.
“Banyak pemain OEM yang berinisiatif mencari alternatif company yang bisa mensuplai semikonduktor. Ada dari Taiwan, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (3/8/2023).