Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Pertemuan G7, Ini Jawaban Toyota terkait EV

Toyota Motor menilai transisi yang terlalu cepat kepada mobil listrik (EV) malah bakal mempertahankan populasi kendaraan boros energi. Simak alasannya.
Kepala Tim Ilmuwan Toyota Motor Gill Pratt/Bloomberg
Kepala Tim Ilmuwan Toyota Motor Gill Pratt/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Motor Corp. kerapkali mendapatkan kritik dari berbagai aktivis lingkungan lantaran dinilai lamban beralih menyediakan produk mobil listrik (electric vehicle/EV). Sebaliknya, pabrikan dengan volume produksi terbesar di dunia itu menawarkan ragam jalan mengikis emisi yang sering diistilahkan multi-pathway.

Di tengah pertemuan para pemimpin negara-negara maju G7 di Hiroshima, Jepang, manajemen kunci Toyota pun buka suara. Peneliti Utama Toyota Gill Pratt bahkan menilai transisi kepada kendaraan listrik sepenuhnya dalama waktu terlalu cepat akan kontraproduktif terhadap upaya mengikis karbon.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (21/5/2023), Gill Pratt yang ditemui awak media di Hiroshima mengatakan upaya singkat transisi menuju elektrifikasi bakal berbuah minimnya konsumen yang beralih. Alih-alih membeli EV yang harganya masih tinggi, konsumen malah mempertahankan mobil ICE yang boros bahan bakar.

Karena itu, singgung Pratt, Toyota menawarkan konsep untuk model mobil hibrida (HEV) selama masa transisi itu kepada para pemimpin G7 sebagai bahasan pertemuan puncak. “Subsidi dan pembatasan yang menargetkan mobil pembakaran akan membuat EV menarik bagi pelanggan yang mampu membelinya, tetapi kendaraan berbahan bakar gas-listrik [HEV] tetap lebih cocok untuk konsumen lain,” kata pria yang menjabat Kepala Tim Ilmuwan itu.

Sebaliknya, beberapa pihak menilai bahwa pernyataan ini merupakan argumen yang seringkali diulang pihak produsen nomor satu di dunia itu. Toyota dianggap selalu beralasan bahwa transisi ke kendaraan listrik sepenuhnya akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan orang, dan bahwa pendekatan multipel yang mencakup hibrida dan alternatif lain akan mengurangi emisi lebih cepat untuk sementara waktu.

Kelompok lingkungan mengkritik Toyota karena terlalu lama menggunakan listrik sepenuhnya dan membiarkan Tesla Inc. Elon Musk dan BYD Co. China memimpin EV.

“Akhirnya, keterbatasan sumber daya akan berakhir, tetapi selama bertahun-tahun kita tidak akan memiliki cukup bahan baterai dan sumber daya pengisian daya terbarukan untuk solusi khusus BEV,” kata Pratt, mengacu pada kendaraan baterai-listrik.

Dia  menyoroti kehadiran BEV juga harus dibarengi kesiapan infrastruktur energi terbarukan yang melimpah, serta kesiapan pertambangan material baterai. “Bahan baterai dan infrastruktur pengisian terbarukan pada akhirnya akan berlimpah,” katanya. “Tetapi akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk tambang material baterai, fasilitas pembangkit listrik terbarukan, jalur transmisi, dan fasilitas penyimpanan energi musiman untuk ditingkatkan.”

Sementara Toyota dan pembuat mobil Jepang lainnya memelopori teknologi hybrid, belakangan mereka mengikuti Tesla, BYD, dan lainnya dalam meningkatkan output EV. Beberapa produsen telah berjanji untuk memperluas produksi dengan cepat dalam beberapa tahun mendatang.

“Kendaraan baterai-listrik merupakan pilihan yang sangat penting," kata Akio Toyoda.

Selama 14 tahun masa jabatannya sebagai CEO Toyota, yang berakhir pada bulan April, cucu pendiri perusahaan tersebut dipuji dan dikritik karena keyakinannya pada pendekatan yang melibatkan penjualan hibrida, kendaraan sel bahan bakar, dan alternatif lain selain BEV.

Kritikus termasuk Greenpeace telah mempertanyakan apakah strategi Toyoda sejalan dengan tujuan pembuat mobil untuk mengurangi separuh emisi pada tahun 2035 dan menjadi netral karbon pada pertengahan abad ini, sebuah pernyataan yang dibantahnya.

“Tujuannya adalah untuk melakukan sesuatu tentang pemanasan global, musuh bersama adalah karbon dioksida," ,” kata Toyoda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper