Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Battery Corporation (IBC) menepis kabar bakal menjadi pemain tunggal untuk pemasok baterai motor listrik di Indonesia, seiring pembuatan nota kesepahaman mengenai standardisasi baterai dengan Gesits, Volta dan Alva.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan bahwa standardisasi ini tidak dimaksudkan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain dalam industri baterai kendaraan listrik.
“Kami IBC mempunyai aspirasi untuk menjadi pemain yang dominan, tapi kami tidak membunuh [pelaku usaha lain], kami tetap berkompetisi dengan sehat untuk siapapun yang ada, seperti yang saya katakan tadi ini adalah kolaborasi agar [ekosistem ev] bisa berkembang ke depan,” ujar Toto di Jakarta, Selasa (29/3/2023).
Oleh sebab itu, kesepakatan dengan produsen motor listrik sebagai upaya memanfaatkan momentum tren elektrifikasi agar bergerak lebih cepat apabila memiliki visi yang sama.
Ditemui terpisah, Corporate Secretary IBC, Muhammad Sabik menegaskan bahwa IBC hanya melaksanakan amanat yang diberikan pemerintah untuk pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia dari hulu hingga hilir.
“Indonesia ini terlalu besar hanya diurus satu pemain seperti IBC. Kalau tunggal, kita seolah-olah memonopoli baterai. Saya menghindari kata-kata itu atau prespektif itu. Karena IBC juga butuh kerja sama dengan swasta maupun BUMN lainnya,” jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, kata Sabik, IBC juga akan terbuka bagi pemain lain yang ingin mengambil pasokan baterai dari mereka. Bahkan, IBC juga terbuka bagi pelaku usaha yang ini menyuplai baterai ke IBC.
“Jadi tidak ada keinginan dari IBC untuk memonopoli baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kalaupun pabrikan-pabrikan nanti mengambil baterai di kita, atau kita bisa suplai baterai ke kita, itu bukan karena IBC memonopoli atau menjadi pemain tunggal,” tegas Sabik.