Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendaraan Listrik Bakal Gilas IKM, Ini Perjuangan Rifat Sungkar Dkk

Era elektrifikasi kendaraan akan memangkas jumlah komponen yang berarti berpotensi membunuh ribuan IKM komponen pemasok produk OEM maupun purnajual.
Rifat Sungkar dalam acara "Bincang Bintang" di Kantor Bisnis Indonesia, Senin (27/3/2023)/Bisnis-Anshary Madya
Rifat Sungkar dalam acara "Bincang Bintang" di Kantor Bisnis Indonesia, Senin (27/3/2023)/Bisnis-Anshary Madya

Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Motor Indonesia tengah berupaya agar Industri Kecil Menengah atau IKM otomotif tidak tergilas era elektrifikasi otomotif lewat kehadiran motor dan mobil listrik. 

Hal itu disampaikan pebalap kawakan Rifat Sungkar yang kini menjabat Wakil Ketua IMI bidang Mobilitas. Menurutnya, transisi menuju kendaraan listrik perlu juga memperhatikan industri komponen yang sudah lama eksis. Oleh sebab itu, saat ini Rifat tengah berjuang dengan IKM otomotif agar bertahan di era elektrifikasi. 

Dia mengatakan, saat ini Indonesia bergerak begitu cepat untuk membangun ekosistem kendaraan listrik. Namun, percepatan ini masih belum dibarengi oleh kesiapan rantai pasok di Tanah Air. 

"Selama ini selalu bicara soal kendaraan listrik, kedatangan ini menurut saya menjadi babak baru, dan kedatangan begitu cepat tapi banyak yang belum siap," katanya dalam acara "Bincang Bintang" di Kantor Bisnis Indonesia, Senin (27/3/2023).

Kemudian, Rifat membandingkan perbedaan komponen yang cukup signifikan pada mobil listrik yang hanya 700 - 1.500-an bagian komponen dibandingkan ICE yang puluhan ribu. Artinya, hal ini akan mengancam penghasilan IKM kecil ketika bertransisi ke kendaraan listrik. 

"Tanpa disadari EV [electric vehicle] ini banyak yang gak nyaman karena mengganggu rantai pasok yang sudah ada, mobil listrik memiliki komponen 700 hingga 1.500. Beda dengan [mobil] ICE yang punya puluhan ribu komponen, dan ini membuat industri suku cadang industri terganggu," tambahnya. 

Oleh karenanya, menurut salah satu pebalap paling berprestasi di Indonesia itu, IMI selaku organisasi juga merespon isu industri tersebut. 

Salah satu upaya yang fokus dikejar, sambung Rifat, adalah memperjuangkan legalitas industri kustom otomotif. Pasalnya, kata Rifat, agar bisa mempertahankan industri otomotif yang sudah lama ada di Indonesia maka setidaknya IKM mempunyai wadah baru ketika transisi ke industri elektrifikasi. 

"Saat ini saya lagi berjuang untuk kendaraan kustom Indonesia, karena begitu switch untuk memelihara yang lama mereka tidak bisa tapi ketika mau buat baru dengan keahlian baru mereka, ini bisa. Namun, kalau tidak pernah diakui legalisasi kendaraannya itu disaat itu mereka mati. Ketika kreasinya mereka [UKM] diakui ini karena sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya," pungkasnya. 

Seiring tren motor listrik dan mobil listrik yang dibolehkan memakai teknologi konversi, Rifat mengungkapkan hal itu merupakan momentum bagi pelaku industri kustom. "Lewat konversi, mereka bisa menghidupkan kembali berbagai motor dan mobil yang lama, yang tak lagi bisa dijalankan karena izinnya pun sudah tidak ada. Namun asalkan produk kustom ini bisa memiliki legalitas yang kuat," simpul Rifat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper