Bisnis.com, JAKARTA – Rencana kenaikan harga mobil hemat energi dan harga terjangkau atau low cost green car (LCGC) yang telah disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang sebenarnya merupakan mekanisme wajar sebagaimana diatur dalam regulasi. Hanya saja, polemik besaran plafon harga LCGC masih simpang siur.
Di sisi lain, kenaikan harga mobil Agya, Ayla dan Brio CS ini bukanlah barang baru di Indonesia. Pasalnya, jika mengacu pada Permenperin RI No.34/M-IND/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Terjangkau, plafon harga LCGC berpeluang naik setiap tahun asalkan mengikuti ketentuan.
Ketentuan yang dimaksud tercantum pada pasal 2 ayat 5 (a), penyesuaian dapat terjadi akibat dari perubahan kondisi ekonomi yang mengacu besaran inflasi, kurs nilai tukar, dan harga bahan baku.
“Besaran harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat disesuaikan apabila: a.terjadi perubahan-perubahan pada kondisi/indikator ekonomi yang dicerminkan dengan besaran inflasi, kurs nilai tukar Rupiah dan/atau harga bahan baku;” bunyi pasal Permenperin RI No.34/M-IND/7/2013 pasal 2 ayat 5 (a)."
Kemudian, penyesuaian harga LCGC dapat diusulkan pelaku industri apabila ada penambahan teknologi baru berupa transmisi, teknologi standar emisi, pengaman penumpang, kanton udara dan fitur keselamatan.
Singkatnya, penyesuaian harga yang saat ini diperbincangkan publik itu merupakan hasil dari kenaikan harga bahan baku, seperti yang disampaikan Menperin Agus Gumiwang.
Baca Juga
“Bahasanya bukan naikin harga, penyesuaian. Kita paham cost of production seperti bahan baku pasti ada kenaikan, logistic cost pasti ada penyesuaian,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Pernyataan itu didukung oleh Direktur Administrasi, Corporate & External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menyebutkan kondisi material produksi otomotif saat ini mengalami kenaikan harga yang luar biasa. Oleh karena itu, kebijakan ini akan menguntungkan baik dari sisi produsen maupun konsumen.
“Jadi saya lihat pemerintah juga berusaha untuk realistis, supaya segmen LCGC bisa terjaga, produsen juga bisa produksi dan konsumen juga bisa menikmati,” jelasnya.
Bob juga membeberkan bahan baku untuk industri otomotif mengalami kenaikan, mulai dari karet hingga besi. Alhasil, dirinya mewajarkan kenaikan dari harga LCGC yang diusulkan pemerintah.
“Karena komoditi juga naik kan, seperti karet, nikel dan besi. Ya kita tunggu pemerintah lah itu kan baru usulan dari Pak Menteri. Kenaikan itu, [diharapkan] dapat membuat LCGC bisa produksi lebih banyak dan bisa memenuhi konsumen,” paparnya.