Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) merespon bahan bakar nabati (B35) yang dianggap belum sesuai dengan standar euro4.
Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan kualitas biodiesel untuk bisa memiliki standar dengan mesin ramah lingkungan. Oleh karenanya, ke depan, pihak Aprobi akan terus melakukan pengujian jalan B35 menggunakan standardisasi Euro 4.
"Jadi sebagian mobil Euro 4 sudah di tes kemarin dan kami akan fokuskan tes jalan ke depan pakai Euro 4, hasilnya kemarin cukup bagus ya," tutur Paulus saat ditemui Bisnis di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Selain itu, Paulus membeberkan bahwa dengan perkembangan selama 14 tahun dari B2,5 hingga B35 terus mengalami peningkatan hingga semakin mendekati standar teknologi mesin ramah lingkungan.
"Upaya kami B2,5, B5, dan seterusnya, ini kan 14 tahun ya. Hasilnya, itu selalu ada kenaikan campuran dan kualitasnya semakin meningkat dan mendekati standar mesin ramah lingkungan," tambahnya.
Sementara itu, sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan saat ini hanya Indonesia saja yang sudah menggunakan B35 di saat negara lain hanya 10 persen. Alhasil, sewaktu bahan bakar B35 didistribusikan, membuat kebingungan di kalangan pelaku industri.
Baca Juga
Dia juga menyebut bahwa kendaraan bermotor yang akan menenggak biodiesel dengan campuran tinggi harus lebih memperhatikan perawatan pada mesin karena sifat hidroskopis dari B35. Selain itu, pengusaha mobil harus lebih meyakinkan prinsipal masing-masing untuk bisa menggunakan B35 tanpa kehilangan garansi yang akan merugikan konsumen.
“Kami harus meyakinkan prinsipal agar warranty yang kami jual dengan mempergunakan BBM baru di dunia ini masih bisa diterima, sehingga warranty-nya tidak gugur, karena kalau gugur akan membuat konsumen merasa dirugikan,” tambahnya
Meski demikian, Nangoi mengatakan industri otomotif sangat menyambut baik keputusan pemerintah yang akan mengimplementasikan B35 pada awal Februari 2023. Pasalnya, penerapan biodiesel dengan campuran solar dan CPO ini dapat menghemat ratusan triliun devisa yang digunakan untuk membeli bahan bakar dari luar negeri.