Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menilai wacana pemerintah memberikan subsidi untuk motor listrik tidak serta-merta bakal mendongkrak penjualan.
"Tergantung subsidinya seberapa besar ya," kata Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala saat dihubungi Bisnis, Jumat, (23/12/2022).
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang, sempat melontarkan wacana untuk memberikan insentif pembelian motor listrik baru sebesar Rp8 juta dan motor listrik konversi sebesar Rp5 juta.
Kendati demikian, Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyatakan anggaran untuk insentif untuk kendaraan listrik tidak ada dalam APBN 2023. Sehingga, besaran subsidi untuk kendaraan listrik masih belum final dan perlu diselesaikan di internal pemerintah dan DPR.
Selain subsidi, Sigit mengatakan ada faktor penentu lainnya yang dapat mendongkrak penjualan motor listrik, salah satunya yakni ketersediaan infrastruktur Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Sebagaimana diketahui, sebagian besar motor listrik yang dijual di Indonesia menggunakan sistem penukaran baterai atau battery swap. Sehingga, menurutnya pemerintah perlu memperhatikan faktor kenyamanan konsumen pengguna motor listrik.
"Faktor kenyamanan buat konsumen juga menjadi penentu ya, seperti ketersediaan infrastruktur [SPBKLU]," ujarnya.
Dikutip esdm.go.id, hingga November 2022, fasilitas pendukung untuk sistem penukaran baterai motor listrik atau SPBKLU baru ada 961 unit di 961 lokasi yang tersebar di berbagai provinsi. Artinya, tiap lokasi hanya memiliki satu fasilitas SPBKLU.
Sementara itu, AISI mengungkap penetrasi penjualan motor listrik di Indonesia hingga kuartal III/2022 tembus sekitar 28.000 unit.