Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah viralnya kasus kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla di Guangdong, China yang menewaskan dua orang pada 5 November 2022 lalu, kasus kecelakaan Tesla lainnya sedang menjalani proses hukum.
Di lingkungan elit Seoul, Korea Selatan pada Desember 2020 silam, Tesla model X putih menabrak dinding tempat parkir apartemen hingga terbakar. Sang sopir, Choi Woan-Jong berhasil menyelamatkan diri sementara satu orang penumpang dinyatakan meninggal dunia, karena pintu mobil sulit dibuka saat proses evakuasi.
Pengadilan pidana yang akan dimulai di Korea Selatan itu mempertanyakan tentang keamanan mobil listrik Tesla, dan produsen EV tersebut menghadapi serangkaian tuntutan hukum serta peningkatan pengawasan oleh regulator.
Jaksa mengatakan, Choi menginjak pedal gas saat dia memasuki garasi gedung apartemen Seoul mencapai 95 km/jam sebelum menabrak. Namun, Choi membantahnya dengan mengatakan bahwa kaca spion samping mulai melipat sendiri tanpa perintah dan mobil berakselerasi dengan sendirinya.
"Rasanya seperti mobil tersapu badai," ujar Choi yang mengaku memiliki pengalaman mengemudi (termasuk mengemudi Tesla) selama 20 tahun, dikutip dari Auto Hindustan Times pada Senin, (21/11/2022).
Kasus kecelakaan Choi tersebut telah menarik perhatian beberapa advokat keselamatan di Korea Selatan yang ingin mengubah ketentuan dalam perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat yang membebaskan Tesla dari standar lokal.
Baca Juga
Misalnya, Tesla tidak diharuskan untuk mengikuti peraturan Korsel yang membutuhkan setidaknya satu pintu kursi depan dan kursi belakang untuk memiliki pengaman kegagalan mekanis karena perjanjian perdagangan bebas AS-Korea Selatan membebaskan produsen mobil dengan penjualan di bawah 50 ribu kendaraan dari aturan keselamatan lokal.
Menurut informasi, Tesla merupakan satu-satunya produsen mobil yang tidak memberikan data kepada Otoritas Keselamatan Transportasi Korea (TS) dari sistem diagnostik onboard untuk pemeriksaan keselamatan di Korea Selatan.
"Tesla telah menjadi semacam ikon inovasi, tapi saya pikir [masalah perusahaan di Korea] juga menimbulkan perhatian serius bagi pelanggan di sini," ujar Anggota Parlemen dari Partai Demokrat Korea, Park Sang-hyuk mengomentari pintu Tesla yang sulit terbuka setelah tabrakan, karena ketentuan perjanjian perdagangan bebas.
Data Kematian Akibat Mobil Listrik Tesla
Berdasarkan data Tesladeaths.com yang dikutip Senin, (21/11/2022), setidaknya ada 335 kecelakaan maut yang melibatkan mobil listrik Tesla tersebut sepanjang tahun 2013 hingga tahun 2022.
Sementara itu, pada tahun 2022 saja kecelakaan terkait mobil listrik milik Elon Musk tersebut sudah merenggut sebanyak 102 nyawa.
Korban tewas dalam kecelakaan mobil listrik Tesla tersebut di antaranya termasuk pengemudi, penumpang, pejalan kaki, hingga pesepeda yang tertabrak. Kecelakaan juga kerap terjadi akibat malfungsi dari fitur Autopilot Tesla.
Data tersebut juga menjelaskan kronologi berbagai kecelakaan Tesla, seperti mobil yang kehilangan kendali lalu menabrak halte bus, Tesla menaikki trotoar hingga menabrak pejalan kaki, hingga Tesla yang berbelok sendiri di jalan raya sampai terbalik.