Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian BUMN Targetkan Pengguna Motor Listrik 500.000 Tahun Depan

Jumlah motor listrik di Indonesia ditargetkan bisa mencapai 500.000 unit pada 2023, dari saat ini baru sekitar 50.000 unit. 
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi (Kiri) President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di acara peresmian tampilan baru Grab Electric, Jakarta, Selasa (12/7/2022) / Bisnis-Dany Saputra.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi (Kiri) President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di acara peresmian tampilan baru Grab Electric, Jakarta, Selasa (12/7/2022) / Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah motor listrik di Indonesia ditargetkan bisa mencapai 500.000 unit pada 2023. Menurut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Mansyuri, saat ini baru sekitar 50.000 unit. 

Dia menjelaskan, alasan pemerintah mematok target tersebut adalah karena dianggap paling praktis untuk dilakukan. Sebab, motor merupakan produk yang paling kompetitif di pasar domestik sehingga strategi yang diterapkan juga lebih praktis. 

"Let's be practical. Let's start with the product that already competitive to compete with ICE motorcycle. Pada 2023 ditargetkan 500.000 motor listrik sudah ada jalan," ujar saat menjadi pembicara di acara The Indonesia Summit 2023, di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Acara tersebut diselenggarakan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk., Bank MUFG, dan PT Adira Dinamika Multi Finance.

Pahala pun meminta Indonesia mulai tancap gas dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik agar potensi ekonomi dari industri tersebut bisa segera dimanfaatkan. 

"Saat ini, masih sedikit jumlah kendaraan listrik di Indonesia. Namun, Indonesia harus memulai dari tahun ini atau 2023 untuk mengembangkan battery swap dan infrastruktur battery swap," ujar Pahala. 

Dia menjelaskan keinginan pemerintah mengakselerasi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana kendaraan listrik salah satunya karena kendaraan listrik lebih irit dibandingkan dengan kendaraan internal combusting engine (ICE). 

Dalam pemaparannya, Pahala menyontohkan perbandingan antara pengeluaran pengguna motor ICE dan motor listrik untuk pengguna motor listrik komersial seperti ojek online dan pengguna pribadi. 

Dalam setahun, pengguna motor listrik untuk kebutuhan komersial memerlukan energi 788,4 kWh dengan tingkat pengeluaran senilai Rp1,18 juta. Sementara itu, untuk pengguna sama sama dengan motor ICE memerlukan 456,25 liter dengan pengeluaran hingga Rp4,56 juta. 

Untuk pengguna pribadi, motor listrik dipaparkan memerlukan 315,36 kWh dengan tingkat pengeluaran hanya Rp473.000. Sebaliknya, pengguna pribadi motor ICE menghabiskan 182,5 liter setahun dengan pengeluaran hingga Rp1,8 juta. 

Total, konsumen motor listrik untuk keperluan komersial bisa menghemat hingga Rp3,38 juta setiap tahun. Sementara untuk pengguna pribadi, penggunaan motor listrik dapat menghemat uang hingga Rp1,35 juta. 

Selain itu, negara juga terhitung dapat menghemat pengeluaran untuk subsidi. Pahala menyebutkan pemerintah dapat melakukan cost saving sekitar Rp2,8 juta setiap tahun dari setiap pengguna motor listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper