Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi dan kondisi global yang belum menentu menjadi tantangan bagi produsen mobil dalam menjual kendaraan. Meski demikian, produsen mobil tetap optimistis mampu menjual lebih banyak mobil pada 2023 dibandingkan dengan tahun ini.
Project General Manager of Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. Ltd Indra Chandra Setiawan mengatakan dengan GDP per kapita yang baru US$4.000, maka mobil yang paling banyak dibeli saat ini adalah mobil dengan harga kisaran Rp200-300 juta.
Toyota memperkirakan pada tahun ini mobil yang terjual mencapai 956.160 unit, sementara itu untuk 2023, perseroan masih optimistis sekitar 970.000 unit terjual dan 1 juta unit pada 2024.
“Tetapi kami ada catatan di sana, tidak ada inflasi ekonomi, ada penyaluran kredit, semoga teman-teman dapat membantu kami menyalurkan kredit yang cukup likuid, dan juga ada late impact dari kenaikkan harga BBM,” kata Indra dalam acara The Indonesia 2023 Summit: Rebuild the Economy, Jumat (28/10/2022).
Tidak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk mendukung emisi net zero.
Pada 2014, Toyota memiliki Toyota Environmental Challenge 2050, dan pada 2021 Toyota recommitted to carbon neutral in 2050 dengan pendekatan holistik.
Baca Juga
Dia juga mengatakan Toyota menjadi satu satunya pembuat mobil di dunia yang memproduksi mobil listrik dengan banyak model. Misalnya, untuk mobil hybridnya (HEV) terdapat 48 model, model PHEV sebanyak 5 model, model BEV sebanyak 8 model, dan 2 model FCEF
“Dan jika kita jumlahkan ini semua dari tahun 1997 sampai sekarang, kami hampir menjual 20 juta kendaraan dan kami menghemat 160 juta metrik tons of CO2 emission,” kata Indra.