Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Tesla Pangkas Harga Mobil Listrik di China

Tesla memangkas harga mobil listrik model Y dan 3 untuk bersaing di pasar otomotif China.
Founder Tesla Elon Musk/ Bloomberg
Founder Tesla Elon Musk/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen kendaraan listrik asal Amerika, Tesla Inc. menurunkan harga mobil model 3 dan model Y untuk bersaing di pasar otomotif China.

Dilansir Bloomberg.com pada Senin (24/10/2022), Tesla memangkas harga mobilnya di China 5 persen untuk menghadapi persaingan kendaraan listrik yang lebih panas, seperti pembuat kendaraan listrik lokal, yakni BYD Co. yang telah mencatatkan penjualan 200.973 unit mobill listrik pada September 2022.

Pelopor kendaraan listrik yang berbasis di AS tersebut mulai menurunkan harga Model 3 dasar buatan lokal menjadi 265.900 yuan atau setara dengan Rp571 juta dari harga sebelumnya 279.900 yuan, sedangkan untuk Model Y dipotong menjadi 288.900 yuan atau setara dengan Rp620 juta dari 316.900 yuan.

Analis otomotif 86Research Ltd. yang berbasis di Shanghai Wang Hanyang mengatakan strategi Tesla ini merupakan pemotongan yang diharapkan untuk menambah penjualan Tesla di China.

“Ini adalah pemotongan harga yang diharapkan, agar menambahkan lebih banyak pesanan untuk Model 3 dan Y di China,” ujar Wang.

Selain itu, waktu pengiriman untuk kedua model tersebut juga dipersingkat menjadi satu hingga empat minggu untuk Tesla model Y, sedangkan untuk model 3 menjadi empat hingga delapan minggu. Sebab, waktu pengiriman sebelumnya adalah 12 minggu dinilai terlalu lama.

Sebagai informasi, saham Tesla sempat anjlok 5,3 persen dalam perdagangan pascapenutupan pasar menjadi US$210,28 per saham di Wall Street. Saham tesla anjlok 37 persen sepanjang tahun ini karena sentimen dari rencana Elon Musk membeli Twitter, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi, lonjakan inflasi, dan kenaikan suku bunga.

Kendati demikian, Chief Executive Officer Tesla Elon Musk berusaha untuk meyakinkan para investor bahwa permintaan mobil tetap kuat meskipun perekonomian tengah goyah di tengah ancaman resesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper