Bisnis.com, JAKARTA- Fluktuasi harga minyak dunia membuat ketidakpastian harga bahan bakar minyak atau BBM, terutama jenis non subsidi yang banyak dikonsumsi mobil-mobil premium. Kondis itu dianggap sebagai sentimen positif bagi penjualan mobil listrik.
Hal tersebut diungkapkan General Manager Lexus Indonesia Bansar Maduma. Menurutnya, fluktuasi harga minyak yang menyebabkan gejolak harga BBM, akan membuat konsumen premium lebih mencari teknologi yang efisien.
“Hal ini terlihat dari antusiasme konsumen terhadap mobil listrik yang menjadi sajian utama Lexus pada GIIAS 2022 kemarin,” kata Bansar kepada Bisnis.
Dia menilai gejolak harga BBM merupakan stimulus bagi konsumen Lexus untuk beralih ke kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien. Dari jajaran model yang ditampilkan Lexus, konsumen banyak terpikat model HEV, BEV, bahkan PHEV.
Salah satu model fenomenal yang secara perdana ditampilkan di Asia oleh Lexus Indonesia adalah All New RX PHEV. “Sudah banyak juga yang tertarik dengan teknologi PHEV tersebut, prinsipnya kami menyediakan semua teknologi listrik. Bagi konsumen yang ingin mencoba teknologi baru, mereka akan memesan Lexus UX 300e, yaitu model All-Electric kami,” ungkap Bansar.
Di lain sisi, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil berteknologi listrik meliputi hybrid (HEV), plug in hybrid (PHEV), dan battery electric (BEV) sepanjang Januari hingga Juli tahun ini terbilang stagnan. Total penjualan itu mencai 2.039 unit, hanya tumbuh 0,59 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 2.027 unit.
Baca Juga
Secara keseluruhan, segmen mobil berteknologi listrik itu masih dipadati penjualan model HEV. Dari total penjualan Januari-Juli, model HEV menyumbang 1.415 unit, minus 2,95 persen secara YoY.
Sedangkan model BEV saat bersamaan mencatatkan total penjuan sebesar 614 unit. Jumlah itu tumbuh 14,98 persen dibandingkan 534 unit pada periode sama tahun lalu.
Adapun produk PHEV yang hanya diisi satu model yakni Mitsubishi Outlander PHEV hanya mengoleksi penjualan sebanyak 10 unit selama tujuh bulan pada tahun ini. Secara total, maka segmen mobil lisrik di Indonesia masih jauh dibadingkan negara pesaing kawasan Asean seperti Thailand.
Di lain sisi, sebagai pemain segmen elektrik, Lexus Indonesia menilai upaya mengembangkan pasar mobil listrik harus dipandang sebagi komitmen bersama, meskipun belum menjanjikan secara pasar.