Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Otomotif Mau Insentif? Ini Tiga Syarat dari Pemerintah

Menperin Agus Gumiwang menilai tiga tantangan utama industri otomotif yakni kelangkaan cip semikonduktor, rantai pasok, hingga mahalnya biaya energi.
Ilustrasi produk otomotif/Istimewa
Ilustrasi produk otomotif/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong perusahaan otomotif di Tanah Air untuk menjangkau pasar baru, lebih inovatif, serta menambah anggaran riset dan penelitian.

Hal tersebut, kata Agus, perlu dilakukan untuk menemukan solusi bagi otomotif di Indonesia dalam menghadapi beberapa tantangan yang menghadang industri sampai dengan saat ini.

"Beberapa tantangan itu di antaranya kekurangan bahan baku, masalah semi-konduktor, logistik dan transportasi, dan biaya energi yang tinggi," ujar Agus dikutip dari siaran pers, Kamis (11/8/2022).

Menurutnya, 3 upaya yang perlu dilakukan pelaku tersebut di atas bakal menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif.

Terkait dengan memastikan ketersediaan bahan baku, pemerintah dan pemangku kepentingan di industri otomotif berupaya meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen.

Selain itu, ujarnya, diperlukan pula integrasi antara industri kecil dan menengah (IKM) dalam rantai pasok dan proses produksi dan industri yang lebih besar.

Dalam setahun terakhir, industri otomotii di Tanah Air menunjukkan performa yang terbilang impresif.

Sebagai informasi, Kemenperin mencatar saat ini terdapat 21 industri perakitan kendaraan roda 4 di Indonesia dengan total investasi Rp140 triliun

Dari total nilai investasi tersebut, sebanyak 83,3 persen berasal dari Jepang, 7,5 persen dari Korea Selatan, dan 8,1 persen dari China. “Sedangkan sisanya berasal dari Uni Eropa dan penanaman modal dalam negeri," sambung Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper