Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil bekas mencatatkan performa positif sepanjang semester I/2022. Selain karena pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat, harga kendaraan baru yang terlampau tinggi menjadi pemicu.
Pemilik Jordy Mobil di Mega Glogok Kemayoran Andi thung mengatakan penjualan mobil bekas miliknya sepanjang paruh pertama 2022 mencatatkan performa sangat baik.
“Penjualan mobil bekas lagi bagus-bagusnya. Angkanya bisa 30 persen sampai 40 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya saat dihubungi, Minggu 10/7/2022).
Andi menjelaskan faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan positif adalah kebijakan pelonggaran mobilitas masyarakat.
“Orang untuk jalan-jalan ke tempat wisata bebas. Jadi, otomatis yang punya duit lebih lalu ganti mobil,” jelasnya.
Faktor selanjutnya adalah harga mobil baru yang sudah terlampau tinggi dan timpang dibandingkan mobil bekas. Dia mencontohkan Toyota Fortuner harganya bisa mencapai Rp700 juta.
Di tempatnya, tambah Andi, hampir semua jenis mobil dicari konsumen. Bahkan, sedan yang sangat tersegmentasi pun laku.
Pada sisa tahun ini, Andi menuturkan bahwa prospek penjualan mobil bekas tinggal menunggu kebijakan pemerintah terkait harga bahan bakar minyak bersubsidi.
“Kalau dibiarkan tidak ada subsudi lalu BBM naik, otomatis pengaruh ke penjualan mobil. Kemungkinan besar konsumen akan beralih ke 2.000 cc ke bawah,” terangnya.