Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Shinzo Abe bagi Pengembangan Industri Otomotif Indonesia

Banyak kenangan hangat hubungan bilateral yang dijalin Shinzo Abe sewaktu menjabat, terutama kerja sama mesra dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya adalah kerja sama erat terkait pengembangan industri dan investasi sektor otomotif.  
File Foto: Perdana Menteri Jepang dan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa Shinzo Abe menghadiri konferensi pers setelah kemenangan dalam pemilihan majelis tinggi oleh koalisinya yang berkuasa, di markas besar LDP di Tokyo, Jepang. REUTERS/Toru Hanai/File Foto
File Foto: Perdana Menteri Jepang dan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa Shinzo Abe menghadiri konferensi pers setelah kemenangan dalam pemilihan majelis tinggi oleh koalisinya yang berkuasa, di markas besar LDP di Tokyo, Jepang. REUTERS/Toru Hanai/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA – Kabar duka datang dari eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, nasib nahas menimpa dirinya pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Shinzo Abe menjadi sasaran penembakan hingga menghilangkan nyawanya.

Banyak kenangan hangat hubungan bilateral yang dijalin Shinzo Abe sewaktu menjabat, terutama kerja sama mesra dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya adalah kerja sama erat terkait pengembangan industri dan investasi sektor otomotif.  

Jepang menjadi salah satu negara yang ditarget Presiden Joko Widodo untuk didekati. Belum sebulan menjadi Kepala Negara, Jokowi langsung mendekati perdana menteri (PM) yang saat itu dijabat Shinzo Abe.

Perhelatan di Cina pada November 2014 tak dilewatkan Jokowi melobi Abe. Di situ, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia masih membutuhkan investasi besar untuk industri manufaktur.

Gayung bersambut. Abe, pada pertemuan itu mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis Jepang. Sebagai negara maritim, kedua pihak harus berkontribusi demi kedamaian dan keadilan.

Beberapa komitmen investasi pabrikan otomotif asal Jepang juga diungkapkan saat pertemuan antara Jokowi dan Abe, terutama soal pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Pada era Abe juga, investasi Pelabuhan Patimban yang saat ini menjadi salah satu jembatan ekspor produk otomotif mulai dibicarakan. 

Enam tahun kemudian, pada 20 Oktober 2020, Jokowi menerima kunjungan PM Yoshihide Suga setelah dilantik sebagai perdana menteri pada 16 September di tahun yang sama. Jokowi menyebut kunjungan tersebut menunjukkan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Dikutip dari setneg.go.id, pada pertemuan bilateral tersebut kedua pemimpin membahas sejumlah hal. Salah satunya upaya memperkuat kerja sama ekonomi. Menurut Jokowi, Jepang adalah salah satu negara mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.

Dalam kerja sama ekonomi tersebut, Jokowi menyambut baik relokasi dan perluasan investasi perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia, seperti perusahaan Denso, Sagami, Panasonic, Mitsubishi Chemical, dan Toyota.

"Saya tadi juga meminta perhatian terhadap Jepang, adanya kendala izin impor untuk produk pertanian, produk kehutanan, dan produk perikanan dari Indonesia. Saya tadi juga mendorong Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam Sovereign Wealth Fund Indonesia," katanya saat itu.

Presiden tidak hanya melobi sendiri. Beberapa menteri diberi penugasan agar Negeri Matahari terbit mengucurkan dana ke Indonesia.

Yang terbaru adalah Mitsubishi Motors Corporation (MMC) yang berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor. Perusahaan menargetkan kinerja ekspornya pada 2022 mencapai 72.000 unit, atau naik 30.000 dibandingkan tahun 2021.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa peningkatan tersebut akan memberikan sumbangsih surplus neraca perdagangan sebesar Rp7 triliun.

“Tentunya Mitsubishi akan meningkatkan pasar ekspor sehingga memberikan sumbangsih nyata pada kinerja ekspor Indonesia,” katanya usai pertemuan dengan MMC di Jepang dikutip melalui keterangan pers, Senin (27/6/2022).

Agus menjelaskan bahwa Mitsubishi telah berkomitmen menambah negara tujuan ekspor dan memberikan izin kepada Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia untuk menambah sembilan negara lagi. Saat ini, APM Mitsubishi di Indonesia sudah mengekspor mobil ke 30 negara.

“Mitsubishi juga menyatakan bahwa Australia akan menjadi salah satu negara yang masuk dalam list ekspor mereka,” jelasnya.

Agus menuturkan bahwa Australia merupakan pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Apalagi, Indonesia dan Australia sudah terikat perjanjian perdagangan bebas Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

“Pasar Australia ini sangat besar, apalagi kita sudah punya kesepakatan dagang, sehingga sayang sekali bila tidak dimanfaatkan," terangnya.

Kunjungan Agus ke Mitsubishi merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan pada Maret 2021 lalu. Di antaranya terkait dengan rencana penambahan investasi sebesar Rp11,2 triliun hingga 2025.

Melalui penambahan investasi, Mitsubishi menargetkan peningkatan kapasitas produksi di Indonesia, dari 220.000 unit menjadi 250.000 unit kendaraan. Rencananya, Mitsubishi akan memproduksi tipe mobil Xpander Hybrid dan dua model baru, yang salah satunya akan diproduksi pada 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper