Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cip Semikonduktor Gerus 30 Persen Produksi Komponen Garuda Metalindo (BOLT)

Di sisi lain, Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) optimistis kondisi tersebut akan pulih pada paruh kedua tahun ini.
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Tbk Ervin Wijaya (dari kanan) bersama Direktur Anthony Wijaya, dan Direktur Rudy Wijaya, mengamati produk suku cadang otomotif, di Jakarta (9/11)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Tbk Ervin Wijaya (dari kanan) bersama Direktur Anthony Wijaya, dan Direktur Rudy Wijaya, mengamati produk suku cadang otomotif, di Jakarta (9/11)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Kelangkaan mikrocip atau semikonduktor menggerus produksi PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) hingga 30 persen. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang alat, komponen, dan subkomponen otomotif, perusahaan optimistis pasokan akan membaik pada semester II/2022.

Sebagai pemain industri turunan otomotif, Direktur BOLT Anthony Wijaya mengatakan bahwa perseroan juga ikut terdampak negatif atas terbatasnya cip semikonduktor. “Namun kami terus berusaha merealisasikan proyek-proyek untuk produk baru dengan customer kami walaupun total volume produksi kendaraan cukup terdampak,” katanya saat dihubungi, Senin (27/6/2022).

Anthony menjelaskan bahwa langkanya mikrocip membuat produksi perseroan turun 25 sampai 30 persen dari proyeksi awal. Beruntungnya, BOLT memasok kepada berbagai manufaktur otomotif, hal tersebut ikut membantu perusahaan untuk terus berproduksi.

" BOLT memiliki konsumen yang cukup banyak. Tidak semua dari mereka yang terdampak parah terkait terbatasnya mikrocip," kata Anthony. 

Di sisi lain, BOLT juga melayani permintaan pasar ekspor. Untuk pasar luar negeri, Anthony menjelaskan perseroan juga memangkas produksi. 

Meski begitu, Anthony optimistis masalah tersebut hanya sementara. Dia optimistis bulan depan sudah membaik dan produksi beranjak pulih.

“Bahkan melebihi proyeksi awal untuk bulan-bulan ke depannya. Semester kedua sudah membaik dan produsen otomotif akan mengejar kekurangan volume produksi yang hilang di dua sampai tiga bulan belakangan ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper