Bisnis.com, JAKARTA – Pasar mobil listrik bekas di Indonesia diperkirakan masih lama, ada jeda beberapa tahun dari kendaraan baru. Sebaliknya, minat publik atas kendaraan ramah lingkungan tersebut masih kecil.
Director Classified and New Business OLX Autos Indonesia Agung Iskandar mengatakan bahwa promosi kendaraan listrik di Tanah Air sedang sensasional. Akan tetapi persentase penjualannya masih rendah.
“Kalau kita amati, untuk mobil bekas kejadiannya ada efek delay dari yang industri mobil baru,” katanya saat ditemui di Jakarta pekan lalu.
Agung menjelaskan bahwa khusus mobil listrik di Indonesia, saat ini baru mulai dilirik setahun ke belakang. Sedangkan rata-rata pakai mobil anyar selama tiga tahun.
Artinya, dalam tiga tahun ke depan stok mobil listrik bekas masih minim. Ditambah dengan jeda, pasar kendaraan seken dinilai masih lama.
Tren tersebut, tambah Agung, juga terjadi di Eropa. Saat berdiskusi dengan pelaku usaha yang sama dengannya, penjualan mobil listrik bekas di Benua Biru masih minim. Itu karena belum waktunya bagi konsumen menjual kendaraan.
Baca Juga
“Tinggal tunggu waktu. Makin banyak mobil listrik terjual, cepat atau lambat itu akan jadi mobil bekas,” jelasnya.
Hal yang sama juga dirasakan Mobil88. Chief Operating Officer (COO) Mobil88 Sutadi mengatakan bahwa minat konsumen terhadap mobil listrik bekas di tempatnya belum terlihat.
“Masih ke mobil konvensional,” katanya melalui pesan instan.
Belum tampaknya pasar mobil listrik bekas terlihat dari penjualan untuk kendaraan baru. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mencatat penjualan mobil listrik baru sepanjang 2022 hingga April hanya terjual 1.020 unit.
Jumlah tersebut untuk semua jenis mobil, baik plug in hybrid electric vehicle (PHEV), hybrid electric vehicle (HEV), dan battery electric vehicle (BEV). Kontribusinya hanya 0,3 persen dari total penjualan ke diler atau wholesales pada periode yang sama.