Bisnis.com, JAKARTA- Selaku produsen otomotif terbesar di dunia, Toyota Motor Corp. agaknya mengambil rute berbeda untuk mempopulerkan mobil listrik (electric vehicle/EV). Produsen otomotif asal Jepang itu meyakini pengembangan pasar dan produk EV melalui skema penyewaan oleh konsumen.
Seperti dikutip dari usnews.com, di Jepang populasi EV masih kalah jauh dibandingkan keberadaan produk berteknologi hibrida (hybrid electric vehicle/HEV). Dari total penjualan domestik Jepang, EV meraih porsi sekitar 1 persen.
Di lain sisi, terkait pertumbuhan, EV masih mempunyai prospek cerah. Karena itu, berbagai produsen EV melakukan penetrasi pasar Jepang, seperti dilakukan Tesla maupun Hyundai.
Sebaliknya, Toyota juga telah menetapkan strategi elektrifikasi. Bahkan, pemilik predikat pemegang pangsa pasar otomotif dunia itu berkomitmen menanamkan investasi US$62 miliar untuk menggarap produk listrik hingga 2030 nanti.
Salah satu produk EV anyar dari Toyota adalah bZ4X yang di Indonesia disebut sebagai salah satu kendaraan resmi diplomatik dalam pertemuan KTT G20 pada Desember nanti. bZ4X sendiri direncanakan akan mengaspal pada akhir tahun ini, pemesanan pun telah dibuka di beberapa pasar Eropa.
Sementara untuk pasar Jepang, produsen otomotif ini mengambil cara berbeda. Toyota menargetkan 5.000 SUV berteknologi listrik untuk disewakan selama periode fiskal tahun ini. Jumlah itu setara dengan penjualan mobil Tesla di Jepang.
Baca Juga
Sejauh ini, berdasarkan beberapa sumber, disebutkan Toyota belum merencanakan penjualan bZ4X dan produk elektrik untuk pasar domestik Jepang. Sebaliknya, Toyota merancang program penyewaan mobil listrik dengan mengawinkan paket asuransi, biaya perbaikan, dan garansi baterai ke dalam kesepakatan dengan konsumen.
Toyota akan menyewakan bZ4X sport utility vehicle (SUV) dengan harga setara $39.000 untuk empat tahun pertama. Pembatalan dalam 48 bulan pertama akan dikenakan biaya tambahan.
Dari strategi demikian, Toyota bisa berharap membidik pasar penyewaan oleh perusahaan dan para pengusaha yang kepincut dengan teknologi ramah lingkungan. Terutama untuk pasar Eropa dan Jepang, sehingga konsumen tidak khawatir terkait masa pakai baterai, perawatan, hingga potensi penurunan nilai.