Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal CATL, Produsen Baterai EV yang Tanam Investasi Rp86 Triliun

Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) akan membangun proyek senilai $5,97 miliar atau Rp85,77 triliun. 
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) akan menggandeng PT Aneka Tambang Tbk. dan IBC membangun pabrik baterai di Maluku Utara, Indonesia. CATL merupakan merupakan produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia dengan pangsa pasar 32,6 persen untuk baterai lithium-ion.

CATL bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) akan membangun proyek senilai $5,97 miliar atau Rp85,77 triliun. 

CATL bersama Antam dan IBC akan membangun proyek yang mencakup mulai dari penambangan nikel hingga bahan baterai, daur ulang, dan pabrik baterai mobil listrik dan motor listrik.  

Perusahaan asal China ini didirikan pada 2011 dengan memfokuskan diri dalam pembuatan baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi, serta sebagai sistem manajemen baterai. 

CATL  memimpin daftar produsen baterai electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di dunia. CATL menduduki 32,6 persen pangsa pasar baterai lithium-ion otomatis dunia pada 2021.  

CATL juga menunjukan pertumbuhan pesat pada 2021 karena kapasitas baterai daya terpasang CATL mencapai 96,7 GWh, naik dari 36,2 GWh tahun sebelumnya. Angka ini merupakan peningkatan signifikan sebesar 167,13 persen.

CATL merupakan pemasok utama EV seperti Tesla dan Volkswagen. Dengan kerja sama ini, CATL mampu  mengembangkan teknologi baterai lain seperti sel natrium-ion serta merek pertukaran baterai EV yang baru-baru ini diumumkan, EVOGO.

Adapun, CATL sudah memiliki beberapa keterlibatan di Indonesia sebelum rencana kerja sama dengan Antam dan IBC. CATL sudah memiliki 49 persen saham proyek pengembangan nikel laterit yang dikerjakan bersama Antam.

Sementara itu, di lima proyek lainnya yang meliputi pembuatan baterai terner dan daur ulang baterai, CATL pemegang saham sebesar 60 persen atau 70 persen.

Kerja sama ini pun diharapkan dapat memastikan pasokan sumber daya utama hulu dan bahan baku untuk produksi baterai CATL yang memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang meningkat untuk kendaraan listrik dan baterai listrik.

CATL juga telah berekspansi ke pasar internasional dengan mengelola pabrik di Thuringia, Jerman, dan mengantongi lisensi produksi sel baterai 8 GWh. Proyek bersama Antam dan IBC ini akan berbasis di provinsi Maluku Utara, Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper