Bisnis.com, JAKARTA - Sila Nanotechnologies , startup baterai yang didirikan oleh seorang mantan insinyur Tesla akan melakukan produksi massal bahan baterai generasi mendatang di mana dapat memotong biaya, meningkatkan jangkauan mengemudi dan mengurangi ketergantungan industri baterai pada China. Manufaktur ini juga akan didirikan di Amerika Serikat.
Dilansir dari Channelnewsasia.com, CEO Sila Nanotechnologies Gene Berdichevsky mengatakan pihaknya akan berinvestasi ratusan juta dolar AS di pabrik baru di negara bagian Washington yang akan dibuka pada 2024.
Dia mengatakan bahwa sejak Tesla didirikan pada 2003, harga baterai mobil listrik telah mendatar daripada jatuh sebanyak yang diantisipasi, sehingga bahan baru dapat membantu menurunkan biaya kepada konsumen.
Produsen truk asal Jerman, Daimler AG memiliki saham minoritas di Sila yang tidak terdaftar, yang juga bekerja sama dengan BMW. Sila mengumpulkan tambahan US$590 juta atau Rp 8,5 Triliun tahun lalu, meningkatkan valuasinya menjadi sekitar US$3,3 miliar.
Berdichevsky mengatakan Sila akan menggunakan pabrik baru di kota Danau Moses untuk membuat bahan anoda berbasis silikon yang dapat menyimpan 20 persen lebih banyak energi daripada anoda yang biasanya menggunakan grafit, 70 persen diantaranya berasal dari China.
Grafit ada dalam daftar mineral penting AS tetapi silikon tidak, karena pemerintahan Amerika Serikat dibawah pimpinan Joe Biden bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada China dalam rantai pasokan baterai.
Baca Juga
Dia mengatakan fasilitas barunya bertujuan untuk memberikan produksi anoda berbasis silikon tahunan yang cukup untuk memberi daya 10 gigawatt jam baterai di 100.000 kendaraan listrik, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas untuk memberi daya 2 juta kendaraan listrik per tahun.
Sila menjalankan fasilitas produksi uji di kantor pusatnya di Alameda, California yang dapat memproduksi bahan baterai untuk sekitar 1.000 mobil per tahun, meskipun Sila malah membuat bahan yang digunakan untuk jam tangan kebugaran.
Berdichevsky mengatakan Sila berusaha mengatasi tantangan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pembuat mobil.
CEO Tesla Elon Musk mengumumkan rencana untuk menggunakan anoda berbasis silikon dalam baterai barunya di acara Hari Baterai pada tahun 2020 tetapi tidak jelas apakah itu menggunakan teknologi terobosan. Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.