Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau Mudik Lebaran? Hindari Pakai Sepeda Motor Jenis Ini Ya

Ikatan Motor Indonesia berpesan kepada pemudik untuk tidak memakai sepeda motor jenis tertentu saat mudik Lebaran.
Petugas Dinas Perhubungan melakukan penyekatan pemudik yang menggunakan motor di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). Pemeriksaan diperbatasan Bekasi dan Jakarta untuk menindaklanjuti kebijakan larangan mudik selama pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah
Petugas Dinas Perhubungan melakukan penyekatan pemudik yang menggunakan motor di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). Pemeriksaan diperbatasan Bekasi dan Jakarta untuk menindaklanjuti kebijakan larangan mudik selama pandemi COVID-19./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri, sepeda motor masih menjadi moda transportasi pilihan sebagian pemudik di Tanah Air, khususnya di Jawa. Alasannya tentu saja terkait biaya yang harus dikeluarkan serta kepraktisannya dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum seperti kereta api atau bus.

Sebagai contoh, biaya yang dikeluarkan untuk mudik ke Tegal, Jawa Tengah menggunakan sepeda motor dari Jakarta tak lebih dari Rp200.000 untuk membeli bahan bakar. Bandingkan dengan tarif bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tujuan sama yang sudah pasti lebih mahal lantaran dikenakan tarif tuslah.

Selain itu, mudik menggunakan sepeda motor dinilai lebih fleksibel lantaran pemudik bisa mengatur sendiri waktu perjalanannya. Sepeda motor tersebut juga bisa digunakan untuk mobilitas di kampung halaman, alih-alih sekadar mengantarkan pemudik dari dan ke perantauan.

Walaupun demikian, sepeda motor sudah sepatutnya tidak dijadikan pilihan utama moda transportasi untuk mudik ke kampung halaman. Keamanan menjadi faktor yang membuat moda transportasi tersebut sebaiknya dihindari oleh pemudik.

Direktur Mobilitas Sepeda Motor Ikatan Motor Indonesia (IMI) Joel D. Mastana mengatakan sebaiknya pemudik memanfaatkan layanan pengiriman sepeda motor yang disediakan oleh pemerintah secara cuma-cuma pada momentum mudik Lebaran tahun ini. Tujuannya, tentu saja untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang selama ini banyak melibatkan pengendara sepeda motor.

Jika memang terpaksa mengendarai sepeda motor ke kampung halaman, Joel menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah jenis sepeda motor yang digunakan.

Menurutnya, sepeda motor yang peruntukkannya hanya untuk mobilitas di dalam kota seperti skuter matik berukuran kecil dan sepeda motor bebek sebaiknya tidak digunakan untuk mudik atau perjalanan jauh. Hal ini erat kaitannya dengan kenyamanan berkendara.

"Kalau motor matic yang kecil-kecil itu sebaiknya jangan digunakan untuk perjalanan jauh, motor bebek itu juga jangan karena riding position tidak nyaman untuk jangka waktu lama," katanya ketika dihubungi oleh Bisnis pada Selasa (13/4/2022).

Selain posisi berkendaranya yang jauh dari kata nyaman untuk jarak jauh, sepeda motor jenis tersebut juga kurang stabil jika digunakan dalam kecepatan tinggi. Contoh, ketika ada hempasan angin kencang, dapat dengan mudah oleng atau bergoyang-goyang.

Khusus untuk skuter matik, rute perjalanan juga perlu mendapatkan perhatian. Jangan samakan rute yang digunakan oleh sepeda motor bebek atau sport dengan skuter matik. Hal ini juga berlaku untuk skuter matik yang ukurannya lebih besar.

"Usahakan hindari jalur pegunungan yang naik turun karena rawan sekali bagi motor matik. Banyak kasus motor matik yang remnya tidak kuat atau tidak berfungsi karena panas setelah digunakan terus menerus saat turunan panjang," tuturnya.

Seperti diketahui, skuter matik tidak bisa memanfaatkan engine brake sepenuhnya seperti sepeda motor bebek atau sport. Engine brake sendiri berfungsi ketika gigi kendaraan diturunkan ke gigi rendah saat melintasi turunan. Secara otomatis, mesin akan menahan putaran roda yang tentu saja sangat membantu meringankan kerja rem.

Terakhir, Joel berpesan apapun jenis sepeda motor yang digunakan sebaiknya tak perlu membawa bawaan berlebihan. Termasuk di antaranya adalah suku cadang yang sebenarnya bisa diperoleh dengan mudah di perjalanan atau kemungkinan digunakannya kecil.

"Kalau sekiranya masih bisa ditemukan di jalan, di bengkel jalan yang dilintasi tak perlu dibawa-bawa. Seperti tambal ban itu contohnya, kita bisa aja menambal tapi nanti repot pompanya bagaimana," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper