Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo: Penjualan Mobil Februari Turun Padahal Ada Diskon PPnBM

Gaikindo menyebut penjualan mobil pada Februari turun kendati ada diskon PPnBM.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA - Data penjualan mobil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya penurunan penjualan mobil pada Februari 2022 dibandingkan bulan sebelumnya. Gaikindo mencatat penjualan bulan lalu menyentuh 81.228 unit, lebih rendah dari Januari 2022 sebesar 84.062 unit.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengungkapkan pengumuman perpanjangan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang baru efektif diterapkan di lapangan pada awal Februari, menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, jumlah hari pada Februari juga lebih pendek dibandingkan dengan bulan-bulan lain ditambah dengan hari libur nasional.

Selanjutnya, Kementerian Dalam Negeri juga belum mengeluarkan nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) sehingga menyebabkan ketidakpastian pengenaan pajak.

"Sampai sekarang belum keluar, sehingga kendaraan-kendaraan dengan SIM 2022, itu mengambang harganya, berapa nanti kena pajaknya. Itu menyebabkan gangguan data penjualan," kata Kukuh kepada Bisnis, Minggu (13/3/2022) malam.

Kukuh berharap NJKB segera dikeluarkan sehingga akan memberikan kepastian harga. Selain itu, Gaikindo juga tengah menggelar pameran Jakarta Auto Week 2022 yang diharapkan dapat menggenjot kinerja penjualan.

Adapun, syarat lain kembali bergairahnya pasar otomotif yakni pengendalian pandemi yang kondusif khususnya menjelang Lebaran yang biasanya merupakan salah satu puncak musim konsumsi.

Tahun ini, Gaikindo menargetkan penjualan roda empat dapat menyentuh 900.000 unit. Meski terjadi kenaikan harga energi dan komoditas yang menyebabkan biaya material mengalami lonjakan, Kukuh berharap dampaknya tidak sampai mempengaruhi kinerja penjualan.

"Kami khawatir harga energi sudah naik, mulai ada inflasi dan sebagainya, mudah-mudahan tidak terlalu menganggu banyak," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper