Bisnis.com, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina telah memicu kenaikan harga energi serta berpotensi memicu inflasi. Selain problem makro tersebut, ternyata bagi industri roda empat, perang tersebut menyisakan kekhawatiran kelangkaan subkomponen.
Perang kedua negara tetangga yang bersitegang sejak lama itupun mulai memberikan imbas terhadap dunia industri. Pasalnya, peperangan yang berlarut hingga sekarang tersebut telah memicu kenaikan harga minyak mentah maupun gas.
Adapun beberapa tahun terakhir industri otomotif sedang mengalami krisis semikonduktor dan berdasarkan beberapa laporan dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina akan mengakibatkan krisis ini berlangsung lebih lama.
Hal ini dikarenakan, Rusia dan Ukraina merupakan negara yang penghasil gas neon dan paladium yang digunakan untuk membuat chip semikonduktor. Informasi itu disampaikan langsung oleh perusahaan riset pasar di California, Techcet.
Dalam data tersebut produksi neon gas dilakukan di Rusia kemudian dipasok dan dimurnikan oleh perusahaan kimia Ukraina.
Kini harga neon pun mengalami peningkatan hingga 600 persen setelah terjadinya perang Rusia Ukraina. Selain itu, Rusia juga merupakan negara yang memasok palladium utama. Perusahaan riset tersebut menyebutkan Rusia memasok sekitar 33 persen palladium secara global. Bahan ini nyatanya menjadi logam utama yang digunakan untuk catalytic converter di industri otomotif.
Baca Juga
Masalah krisis chip semikonduktor ini nyatanya sudah mulai melanda produsen mobil di Indonesia sejak lama dan Bisnis perkirakan akan mengganggu produksi produsen asal Jepang, Honda.
Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan untuk saat ini pihaknya masih melihat perkembangan perang antara negara tersebut.
"Tentunya action plan sedang kami lakukan untuk menghindari dampak terhadap pasokan komponen kami,"ujar Billy kepada Bisnis pada Senin (7/3/2022)
Adapun baru baru ini, Honda juga mengatakan kelangkaan kelangkaan chip semikonduktor masih berdampak terhadap produksi Honda, meskipun pihaknya saat ini mulai dapat meningkatkan produksi secara bertahap.
Kelangkaan tersebut pun berdampak terhadap penjualan Honda Mobilio, dimana berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil wholesales dan produksi mobil untuk Januari 2022 tidak ada nama MPV dari Honda tersebut.
"Karena itu, kami melakukan antisipasi dengan memprioritaskan produksi untuk mobil-mobil yang permintaannya tinggi dari konsumen, seperti Honda Brio dan All New BR-V," ujar Billy kepada Bisnis.
Billy sebelumnya pernah mengatakan dikarenakan banyak komponen yang sama antara Honda Brio dan Mobilio, Honda Brio lebih diprioritaskan dalam produksi. Billy juga mengatakan pihaknya akan memulai produksi Honda Mobilio pada Maret ini.