Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih PT Astra International Tbk. (ASII) tumbuh 25 persen pada tahun lalu yang didukung oleh pertumbuhan divisi otomotif Astra.
Laba bersih divisi otomotif Astra meningkat 170 persen pada 2021 menjadi Rp7,3 triliun, adapun pada 2020 sektor otomotif mencatatkan laba Rp2,7 triliun. Astra pun mengatakan peningkatan ini diakibatkan adanya insentif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung oleh Pemerintah (PPnBM DTP).
"Grup mencatatkan kinerja yang baik pada 2021, terutama didorong oleh peningkatan penjualan di divisi otomotif, yang didukung oleh insentif pajak barang mewah sementara dari pemerintah, dan harga komoditas yang lebih tinggi,"ujar Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondr tak lama ini.
Ia menyebut ada peningkatan peningkatan volume penjualan pada 2021, terutama pada segmen kendaraan roda empat yang didukung oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.
Kendati demikian, volume penjualan masih dibawah volume penjualan sebelum pandemi. Laba bersih pada 2021 adalah 13 persen atau lebih rendah dibandingkan 2019.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) , penjualan mobil nasional meningkat 67 persen menjadi 887.000 unit pada 2021.
Secara khusus, penjualan mobil Astra pada periode tersebut meningkat 81 persen menjadi 489.000 unit, dengan pangsa pasar yang meningkat menjadi 55 persen dari 51 persen pada 2020 dan 52 persen pada 2019. Sebanyak 17 model baru dan 20 model revamped telah diluncurkan pada tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 38 persen menjadi 5,1 juta unit pada 2021 .
Penjualan sepeda motor Honda Astra meningkat 36 persen menjadi 3,9 juta unit, dengan sedikit penurunan pangsa pasar. Sebanyak lima model baru dan 16 model revamped telah diluncurkan pada 2021.
Bisnis komponen otomotif yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh Grup, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), mencatatkan peningkatan laba bersih dari Rp2 miliar pada 2020 menjadi Rp611 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pabrikan, pasar suku cadang pengganti dan ekspor.