Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan defisit neraca dagang otomotif Indonesia dengan sejumlah negara, salah satunya China, disebabkan pasar di luar negeri yang masih lemah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengalami defisit perdagangan otomotif dengan China dengan lonjakan importasi sebesar US$114,6 juta menjadi US$1,51 miliar. Hasilnya, neraca dagang otomotif Indonesia-China menjadi minus US$1,38 miliar.
"Ekspor otomotif Indonesia itu sekarang memasuki titik tertinggi. Tentu ada sektor sektor yang berkurang karena pasar China-nya lemah," kata Agus, Kamis (24/2/2022).
Tak hanya dengan China, Indonesia juga mengalami defisit ekspor-impor otomotif dengan sejumlah negara seperti Thailand dan Jepang. Dengan Thailand, defisit Indonesia mencapai US$1,37 miliar. Adapun dengan Jepang angka defisit tercatat US$1,35 miliar.
Belum lama ini, Agus melepas ekspor otomotif milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) untuk pertama kalinya ke Australia. Kemenperin mencatat ekspor produk TMMI sepanjang 2021 sebesar 119 juta unit kendaraan yang berkontribusi 40 persen terhadap total ekspor otomotif Indonesia ke luar negeri.
Perluasan pasar ekspor tersebut mendorong optimisme peningkatan pengapalan otomotif pada tahun ini.
Baca Juga
"Kalau sektor otomotif dalam data kami ekspornya justru naik tinggi, penambahan penambahan dari pasar-pasar baru terus kami upayakan. Kalau soal otomotif kami optimistis," ujarnya.