Bisnis.com, JAKARTA — Untuk mempersiapkan diri sebelum berlaga di perhelatan MotoGP Mandalika, NTB pada Maret 2022 mendatang, tim-tim papan atas berlomba-lomba menciptakan teknologi terbaru atau mengembangkan yang telah ada.
Perkembangan teknologi motor MotoGP bukan hanya di bidang mesin tapi juga elektronik, bahkan pengembangannya sangat signifikan. Dilansir dari crash.net, kepala kru Alex Rins, Jose Manuel Cazeaux, mengatakan, jika di masa lalu sistem elektronik hanya bekerja untuk mengontrol motor kini telah berkembang untuk mengetahui kondisi motor.
Di satu sisi hal ini membuat mekanik lebih mengetahui seluk beluk motor secara detail karena semua terekam data. Namun, di sisi lain menyebabkan beban kerja mekanik bertambah, karena para mekanik dan kru juga harus melakukan analisis data.
“Saat itu pekerjaan lebih mudah, karena misalnya motor akan masuk dan ada satu mekanik dengan selembar kertas mencatat tekanan ban untuk setiap sesi. Kemudian kepala kru akan memutuskan tekanan mana yang akan memulai balapan," katanya.
Di masa kini, kata mantan insinyur elektronik Ducati di zaman Alex Barros, Nicky Hayden, dan Cal Crutchlow perkejaan mekanik menjadi lebih kompleks.
"Sekarang Anda sudah memiliki tekanan ban depan dan belakang, suhu udara bagian dalam, suhu sasis internal dengan teknologi IR, suhu permukaan eksternal. Anda memiliki banyak channel dan Anda perlu waktu dan orang untuk menganalisis semua ini," katanya.
Baca Juga
Cazeaux mengatakan, saat ini kontribusi sistem elektronik seringkali lebih besar daripada mesin itu sendiri.
"Bagi para insinyur, elektronik memungkinkan kami memahami apa yang terjadi di motor dan membuat model serta menganalisis, misalnya, jika Anda membutuhkan sasis yang lebih kaku atau sasis yang tidak terlalu kaku," pungkasnya.