Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia membuka kesempatan besar untuk pengembangan mobil ramah lingkungan, mulai dari hybrid, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), mobil listrik murni (EV), maupun teknologi berbasis hidrogen.
"Catatanya Indonesia mempriotaskan EV karena kita punya sumber atau material yang banyak nikel, kobalt, ada banyak di Indonesia dan tentu itu akan sangat kita manfaatkan sampai hilirisasi teknologi baterai, prioritas," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita usai menemami Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (18/11/2021).
Arah pemerintah soal mobil listrik sebenarnya sudah jelas terlihat dari revisi PP 73/2019 menjadi PP 74/2021 yang mengatur soal PPnBM mobil listrik. Pada PP 73/2019, pemerintah menetapkan tarif PPnBM mobil mild hybrid sebesar 8–10 persen dan full hybrid 2–8 persen, sedangkan PHEV dan mobil listrik dibebaskan dari pajak barang mewah.
Pada aturan terbaru atau PP 74/2021, PPnBM mild hybrid dikenakan tarif 8–12 persen dan full hybrid 6–8 persen. PHEV tidak lagi mendapatkan keisitimewaan karena dikenakan tarif pajak barang mewah 5 persen. Pemerintah hanya membebaskan PPnBM bagi mobil listrik murni.
Adapun sebagaimana diketahui, pabrikan Jepang menginginkan mobil hybrid menjadi jembatan era kendaraan listrik. Mobil hybrid memiliki beberapa tahapan, di mana level paling awal adalah mobil konvensional yang disusupi teknologi listrik untuk meningkatkan jarak jelajah dengan bahan bakar yang lebih efisien.
Kemudian selanjutnya adalah full hybrid, di mana mobil masih meminum bensin, tetapi sumber tenaga penggerak adalah motor listrik. Sederhananya seperti generator yang berbahan bakar diesel, namun menghasilkan listrik untuk mengoperasikan peralatan elektronik.
Baca Juga
Setelah itu ada PHEV, di mana mobil sudah memiliki baterai yang harus diisi ulang dengan cara mencolok kabel konektor ke soket listrik, seperti pada mobil listrik murni. Bedanya, mobil ini masih dapat mengandalkan mesin bensin sebagai sumber tenaga penggerak.
Sejauh ini, hanya pabrik otomotif Korea Selatan dan China yang telah berkomitmen untuk produksi mobil listrik murni mulai tahun depan. Toyota, pabrikan otomotif Jepang, menyatakan akan produksi mobil hybrid pada 2022.
Hyundai bahkan telah menanamkan investasi dalam bentuk pabrik mobil listrik dan baterai. Perusahaan berkerja sama dengan LG mengincar ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan Asean.
Sementara itu, saat ke GIIAS 2021, Presiden Jokowi bertemu dengan para CEO pabrikan mobil Jepang. Ditemani oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi, Jokowi mengaku telah menyampaikan perhatian pemerintah mengenai pembangunan ekosistem mobil listrik.
"Tadi kami sudah bertemu dengan para CEO dan saya sampaikan apa yg menjadi concern kami dan apa yang bisa kami lakukan bersama-sama di masa yang akan datang," kata Jokowi.