Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah mengkaji perpanjangan penerapan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru yang akan berakhir pada Desember 2021. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021.
Hal tersebut dengan alasan kebijakan tersebut berhasil mengerek volume penjualan mobil dari pabrik ke dealer hingga 68 persen secara tahunan per September 2021. Sementara itu untuk penjualan dari dealer ke konsumen naik 47,4 persen pada periode yang sama.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik dampak positif dari kebijakan tersebut sehingga penjualan diperkirakan melampaui target atau mencapai 850.000 unit tahun ini. Oleh karena itu perpanjangan periode diskon PPnBM perlu dilakukan untuk menjaga agar pasar tidak mengalami shock saat ada kenaikan harga akibat tarif PPnBM.
"Tentu kami akan evaluasi lagi. tahun depan ada beberapa yang kami ingin dorong termasuk electric vehicle. Jadi semua diharmonisasikan termasuk PPnBM," kata Airlangga di area GIIAS 2021, Tangerang, Kamis (11/11/2021).
Dia mengaku optimistis penjualan roda empat pada tahun depan akan lebih bergeliat dibandingkan dengan 2021 meski belum akan kembali normal ke level sebelum pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan ada kemungkinan bahwa kebijakan ini tidak kembali diperpanjang. Dia pun meminta para pelaku usaha untuk menyusun strategi agar pasar tidak terkejut dengan kenaikan harga mobil pada 2022.
Sebagai gantinya, lanjut Nangoi sudah ada diskusi untuk menggantikan diskon PPnBM dengan insentif lainnya. "Tidak elok kalau kebijakan diperpanjang terus, tapi ada diskusi ke arah sana [insentif pengganti]. Makanya kami masih belum tahu, masih kami diskusikan," ujarnya.