Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Antam, Tesla Serap 42.000 Ton Nikel dari Perusahaan Ini

Diperkirakan kemitraan ini akan berjalan cukup lama, mengingat produsen mobil listrik Tesla akan membutuhkan banyak nikel di masa mendatang.
CEO Tesla Elon Musk. /Bloomberg
CEO Tesla Elon Musk. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan mobil listrik Elon Musk, Tesla telah sepakat untuk menyerap 42.000 ton nikel dari Prony Resources, perusahaan energi Kaledonia Baru. Hal ini merupakan upaya perusahaan menjaga pasokan komponen baterai mobil listrik

Kerja sama ini dilakukan Tesla untuk mencari pasokan nikel rendah karbon. Produsen ternama kendaraan listrik tersebut juga dikabarkan menjalin kesepakatan untuk mengambil pasokan dari operasi nikel BHP di Australia.

“Kesepakatan itu dinegosiasikan oleh pedagang komoditas Swiss, Trafigura, salah satu pemangku kepentingan utama Prony. Itu menjadikan Tesla sebagai pelanggan terbesar penambang,” kata CEO Antonin Beurrier, mengutip Tempo, Jumat (15/10/2021).

Sejauh ini, belum diketahui berapa lama kesepakatan antara Tesla dan Prony akan terjalin. Namun diperkirakan kemitraan itu akan berjalan cukup lama, mengingat produsen mobil listrik membutuhkan banyak nikel di masa mendatang.

Tesla diperkirakaan menggunakan sekitar 30.000 ton nikel dalam baterai mobil listrik tahun ini. Pakar mineral baterai independen yang berbasis di Sydney, Steven Brown, menjelaskan bahwa konsumsi nikel Tesla diperkirakan naik pada tahun-tahun mendatang.

Prony sendiri menjelaskan bahwa pihaknya bakal menargetkan produksi 44.000 ton nikel pada 2024. Jumlah ini  nyatanya dua kali lipat lebih banyak dari yang diharapkan.

Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki otoritas provinsi Kaledonia Baru ini, yakin bahwa pasar nikel akan kembali surplus 2026. Itu terjadi setelah produsen utama Indonesia akan meningkatkan pasokan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki ambisi masuk ke dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik. Hal ini dibuktikan dengan pendirian holding baterai kendaraan listrik Indonesia Battery Corporation (IBC) yang terdiri dari MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam

Selain BUMN, perusahaan asing asal Korea Selatan, Hyundai dan LG juga telah memulai pembangunan pabrik baterai di Tanah Air. Pabrik patungan dari kedua perusahaan akan mulai beroperasi pada 2024. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper