Bisnis.com, JAKARTA – Rendahnya pasokan cip atau semikonduktor dalam kendaraan bermotor berlanjut pada tahun ini. Fenomena tersebut diramalkan dapat berlangsung hingga 2023.
Seperti dilansir dari CarScoops, AlixPartners meramalkan minimnya pasokan cip tersebut dapat membuat pasar industri otomotif dunia anjlok hingga US$210 miliar. Angka tersebut lebih tinggi dari prakiraan per Mei 2021 di kisaran US$110 miliar.
"Kekurangan pasokan [komponen otomotif] apapun atau interupsi produksi di bagian dunia manapun dapat mempengaruhi pabrikan di seluruh dunia. Dampak [kekurangan cip saat ini] teramplifikasi akibat kekurangan pasokan komponen otomotif lainnya," kata Managing Director AlixPartners Dan Hearsch, Sabtu (25/9/2021).
Selain dampak finansial, minimnya pasokan cip otomotif dapat membuat volume produksi otomotif sepanjang 2021 terkontraksi hingga 7,7 juta unit. Hearsch berujar produsen mobil di seluruh dunia terus berjuang menghadapi fenomena kelangkaan cip otomotif tersebut.
Alhasil, sebagian produsen mobil internasional memutuskan untuk menahan produksi di seluruh pabriknya maupun memperpanjang penghentian produksi. Hearsch menilai saat ini industri otomotif sudah tidak memiliki bantalan untuk menghadapi kekurangan komponen otomotif yang berkepanjangan.
Global Co-Leader of The Automotive and Industrial Practice Alix Parners Mark Wakefield mengatakan seluruh produsen otomotif berharap tren minimnya pasokan cip otomotif sudah mereda saat ini.
Walakin, terus berlanjutnya lockdown di Malaysia akibat pandemi Covid-19 justru membuat tren tersebut berlanjut. Selain itu, penanganan pandemi Covid-19 di negara produsen cip otomotif lainnya juga memperparah tren tersebut.