Bisnis.com, JAKARTA — Toyota Indonesia ke depan akan fokus untuk ekspor mobil listrik ke Uni Emirat Arab (UEA). Oleh karena itu pabrikan berharap banyak pada pakta Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partneship Agreement atau I-UAE CEPA.
Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyampaikan saat ini perseroan sudah rutin melakukan ekspor mobil ke UEA dengan jumlah 3.000 unit per tahun. Mobil yang dikapalkan tersebut adalah Toyota Fortuner.
Bob menyampaikan UEA saat ini fokus dengan kendaraan rendah emisi. Untungnya, kendaraan rendah emisi masih memperbolehkan kendaraan berbahan bakar jenis apapun.
"Mereka ingin emisi lebih baik untuk lingkungan. Kami bisa memproduksi elektrifikasi karena harus emisi rendah. Itu bisa baterai atau hybrid, yang penting emisi rendah dan buatan dalam negeri," katanya Senin (6/9/2021).
Dia pun berharap pemerintah tidak banyak mengubah aturan terkait dengan industri otomotif dalam jangka menengah dan panjang.
Pasalnya, produksi mobil berteknologi tinggi tersebut membutuhkan modal kerja yang besar dan kepastian hukum.
"Produksi mobil itu butuh kepastian kebijakan. Kalau ada ketentuan jangan berubah. Produksi belum, sudah berubah, kami susah hitungnya. Otomotif butuh investasi triliunan," sebutnya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan perjanjian dagang tentunya bisa membantu ekspor ke negara-negara tertentu, lantaran banyak mengatur kemudahan dan keringanan baik dari sisi bea maupun pajak bagi kedua negara.
"Ya tentunya kami menyambut baik pakta Indonesia-United Arab Emirates ini. Banyak, kemudahan dan keringanan bea dan pajak di kedua negara," katanya belum lama ini.
Ke depan, Jongkie berharap pemerintah tetap dapat berkomunikasi dan berkoordinasi lagi dengan para prinsipal merek-merek mobil di Tanah Air.
"Kita bersama pemerintah harus mengimbau para prinsipal agar bisa melakukan ekspor dari pabrik-pabrik mereka yang ada di Indonesia," katanya.