Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Eksekutif Tesla Inc., Elon Musk, mengatakan bahwa perusahaan yang ia pimpin saat ini sedang berupaya meningkatkan pembaruan pada perangkat lunak Autopilot.
Miliarder Amerika Serikat itu mengunggah tweet bahwa Full Self-Driving Beta versi 9.2 tidak bagus.
"Kami mencoba memiliki satu rangkaian untuk jalan raya dan jalan kota, tetapi itu membutuhkan pelatihan ulang NN (jaringan saraf) besar-besaran," tulis Elon mengutip Tempo, Senin (23/8/2021).
Adapun Tesla baru-baru ini berada di bawah pengawasan regulator keselamatan AS, yang membuka penyelidikan terhadap sistem auto pilot karena sejumlah kecelakaan. Beberapa di antaranya mobil Tesla menabrak mobil yang tidak bergerak.
Dua senator AS juga meminta Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki Tesla, dengan mengatakan Tesla menyesatkan konsumen dan membahayakan publik dengan memasarkan sistem otomasi mengemudinya sebagai sistem self-driving sepenuhnya.
Investigasi dilakukan terhadap 765.000 kendaraan yang telah dijual Tesla di AS, mencakup semua model mobil sejak 2014 hingga 2021.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) merekomendasikan agar NHTSA memastikan produsen mobil autopilot seperti Tesla lebih memperhatikan sistem dan keamanan untuk pengemudi. NTSB tidak memiliki wewenang atas penegakan dan hanya dapat membuat rekomendasi kepada lembaga federal lainnya.
Profesor teknik listrik dan komputer di Universitas Carnegie Mellon, Raj Rajkumar, mengatakan penyelidikan oleh NHTSA sudah lama tertunda. Menurutnya, kegagalan Tesla memantau dan memastikan keselamatan pengemudi harus menjadi prioritas utama dalam penyelidikan.
Tesla memang mampu mendeteksi tekanan pada roda kemudi untuk memastikan pengemudi tak lepas tangan sepenuhnya, tetapi pengemudi sering kali menipu sistem.
“Sangat mudah untuk melewati masalah tekanan kemudi. Ini sudah berlangsung sejak 2014. Kami sudah membicarakan ini sejak lama,” kata Rajkumar.