Bisnis.com, JAKARTA — Industri otomotif mendorong industri turunannya yakni komponen untuk tidak berpuas diri hanya menjadi pemain di dalam negeri. Apalagi era kendaraan listrik ke depan akan semakin menciptakan peluang tersebut.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan saat ini industri otomotif dinilai yang paling cepat mengimplementasikan industri 4.0. Pasalnya digitalisasi dan otomatisasi sudah menjadi syarat industri Tanah Air sejajar dengan yang lain.
"Jadi kami tidak boleh ketinggalan, justru kami juga ingin komponen ini perlu naik global. Mereka secara sendiri-sendiri bisa menjadi pemain global misal untuk apapun mobil listriknya yang penting baterai harus dari Indonesia," katanya dalam webinar, Jumat (28/5/2021).
Kukuh mengemukakan pandemi Covid-19 juga telah mengajarkan untuk memperkuat industri otomotif secara utuh. Menurutnya dalam satu mobil ada sekitar 8.000 komponen yang diperlukan. Saat ini pabrikan komponen teecatat berjumlah 1.000-an yang harus merasakan imbas perlambatan karena penjualan kendaraan yang melandai.
Menurut Kukuh jika pasa kondisi normal mobil bisa terjual berkisar 90.000-100.000 unit setiap bulan, maka pandemi telah merontokkan hingga level 40.000 unit atau terendah di Asia. Sementara pasar Indonesia saat ini merupakan yang terbesar atau 34 persen di Asean.
"Malaysia juga turun tahun lalu tetapi bisa hanya dalam sebulan kemudian sudah rebond. Sementara utiliaasi kita saat pandemi anjlok 27 persen dari normal 54 persen," ujarnya.
Adapun berdasarkan data Gaikindo, ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) Januari–April 2021 naik 14,5 persen secara tahunan menjadi 102.740 unit. Pada periode yang sama mobil yang dikapalkan dalam kondisi terurai (completely knock down/CKD) melesat 97,6 persen menjadi 38.115 unit.
Masih berdasarkan sumber yang sama, ekspor komponen pada empat bulan pertama 2021 juga naik singifikan. Gaikindo mencatat pengapalan komponen tumbuh 49,8 persen secara tahunan menjadi 30,48 juta unit.