Bisnis.com, JAKARTA — PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) masih mengalami kontraksi pada kuartal I/2021. Namun penurunan penjualan perusahaan sangat minim bila dibandingkan dengan capaian tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan penumpang dan niaga ringan Mitsubisih turun 3,1 persen secara tahunan sepanjang triwulan pertama 2021. Sepanjang 2020, volume penjualan retail Mitsubishi anjlok 54 persen secara tahunan.
Kinerja kuartal I Mitsubishi tertolong oleh kebijakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Pada bulan pertama kebijakan tersebut diberlakukan, atau Maret 2021, volume penjualan merek berlogo tiga berlian ini naik 51,1 persen secara bulanan, menjadi 8.848 unit.
Pada segmen kendaraan penumpang MMKSI mencatat penjualan 5.852 unit, dan di segmen kendaraan niaga ringan MMKSI membukukan penjualan 2.996 unit. Model Mitsubishi Xpander (termasuk varian Xpander Cross) mendominasi kontribusi terhadap keseluruhan penjualan MMKSI dengan 52,2 persen. Mitsubishi L300 berkontribusi 26,5 persen dan Mitsubishi Pajero Sport dengan kontribusi 13,6 persen.
Presiden Direktur PT MMKSI Naoya Nakamura mengatakan bahwa relaksasi PPnBM yang diberlakukan mulai 1 Maret 2021 memberikan kontribusi positif terhadap penjualan. Mitsubishi memiliki dua model yang mendapatkan relaksasi PPnBM yakni Xpander dan Xpander Cross.
“Kebijakan ini [PPnBM] tidak hanya mendukung penjualan saja tetapi juga meningkatkan produksinya,” kata Nakamura beberapa waktu lalu.
Sementara itu mengutip data Gaikindo, penjualan ritel kendaraan bermotor roda emapt dan lebih pada kuartal I/2021 secara total 178.450 unit atau turun 18,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan posisi Februari di mana, pengiriman mobil baru ke konsumen merosot 57,4 persen secara tahunan.
Secara umum, hampir seluruh pabrikan otomotif masih mengalami kontraksi. Dalam jajaran 10 besar merek dengan penjualan terbanyak per Maret 2021, penurunan penjualan paling banyak dialami oleh Honda, yakni 34,2 persen.