Bisnis.com, JAKARTA — Co-founder PT Starvo Global Energi Abdul Rahman Elly mengatakan bahwa Starvo memfokuskan bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di segmen real estate, seperti perumahan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, perkantoran, kampus, dan lainnya.
Dua buah SPKLU percontohan berkapasitas 7 kilowatt (kW) dan 11 kW di PIK sudah dioperasikan oleh Starvo Global Energi. Saat ini, secara total, Starvo sudah memiliki 20 SPKLU yang tersebar di Jakarta dan Tangerang.
“Di tahun 2021 ini, kami menargetkan 1.000 lokasi SPKLU di Jawa-Bali. Hingga 2025, direncanakan ada 5.000 SPKLU di Jawa-Bali,” kata Elly, dikutip dari laman resmi Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis (8/4/2021).
Setelah itu, Elly mengatakan bahwa Starvo akan melebarkan bisnis ke Sumatra hingga Papua.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Yurod Saleh yang turut hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi untuk Starvo atas inisiatifnya untuk masuk dalam bisnis SPKLU.
“Kami bersyukur Starvo sangat peduli dan tanggap terhadap program pemerintah terhadap elektrifikasi kendaraan. Ke depan harus kita laksanakan karena kita tahu bahan bakar migas akan habis. Semoga kendaraan listrik semakin memasyarakat karena Stravo menyediakan charging-nya,” kata Yurod.
Adapun Starvo menghadirkan aplikasi yang dapat diunduh melalui App Store dan Play Store. Aplikasi ini dapat dengan cepat mengetahui SPKLU mana yang tersedia, berapa Rp/kWh, tipe nosel yang dibutuhkan, tata cara pembayaran melalui e-wallet, dan fitur lainnya yang mempermudah pengguna dalam mengisi daya kendaraan listriknya.
Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambut baik masuknya perusahaan swasta dalam percepatan program kendaraan listrik. Dia berharap akan semakin banyak perusahaan yang masuk ke dalam ekosistem kendaraan listrik.
“Jangan ada kekhawatiran untuk produsen kendaraan listrik. Penjualan kendaraan listrik akan meningkat kalau ada infrastruktur SPKLU,” ujar Koordinator Harga dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ferry Triansyah.