Bisnis.com, JAKARTA — Krisis chip atau cip semikonduktor membuat industri otomotif kelimpungan. Informasi terbaru, krisis tersebut menurut laporan Financial Times, seperti dikutip Reuters, (23/3/2021), akan mengganggu produksi Hyundai Motor mulai April mendatang.
Seorang juru bicara Hyundai mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tersebut menyadari meningkatnya kekhawatiran industri otomotif atas pasokan chip. Mereka saat ini sedang memantau situasi untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan mengoptimalkan produksi sejalan dengan kondisi pasokan.
Saham Hyundai turun 2,2 persen pada hari Rabu. KOSPI yang lebih luas turun 0,4 persen.
Sejauh ini, Hyundai mampu menghindari pukulan dari krisis chip semikonduktor, terutama karena berhasil mempertahankan persediaan chip.
Krisis chip semikonduktor telah memaksa pemotongan produksi di seluruh dunia, termasuk di Volkswagen dan General Motors, mendorong negara-negara termasuk Jerman dan Amerika Serikat untuk meningkatkan upaya untuk menyelesaikan situasi tersebut.
Hyundai telah menyesuaikan produksi model dengan penjualan yang lebih lemah seperti Sonata untuk menghemat chip, seorang pejabat serikat pekerja mengatakan kepada Reuters pada bulan Februari.
Pejabat tersebut mengatakan bulan ini bahwa produksi tidak berkurang untuk model populer seperti Palisade, Tucson baru dan Genesis GV, tetapi Hyundai telah menghentikan produksi lembur dan akhir pekan untuk model yang kurang populer.
Seperti diberitakan sebelumnya, krisis rantai pasokan menghatui industri otomotif di China dan Amerika Serikat. Ada tiga pabrikan asal Swedia dan Jepang yang terkena imbasnya.
Para produsen otomotif seperti Volvo di China dan juga Amerika Serikat, dengan terpaksa harus menghentikan produksi mereka di pertengahan Maret.
Perusahaan asal Swedia mengatakan pada bulan lalu, sejauh ini tidak kehilangan volume produksi karena kekurangan chip, tetapi dia memperkirakan bahwa "risiko besar" itu bisa terjadi sepanjang kuartal pertama.
Kekurangan pasokan telah melanda produsen mobil secara global, hal itu juga diakibatkan adanya pertarungan para produsen otomotif yang menginginkan banyak fitur canggih di dalamnya untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan mereka.