Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pabrik Daihatsu di Sunter, Jakarta Utara, mencatatkan total produksi mobil sebanyak 10.747 unit pada Februari 2021. Jumlah ini naik 16,4 persen secara bulanan, tepat sebelum penerapan PPnBM nol persen pada bulan ini.
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director ADM Amelia Tjandra menuturkan peningkatan aktivitas produksi tersebut bertujuan mengisi stok mobil Daihatsu yang mulai menipis di pasaran.
“Itu memang direncanakan karena stok pasar Daihatsu menipis. Kami ingin menstabilkan stock Daihatsu di pasar saja, istilahnya isi pipa,” ujar perempuan yang akrab disapa Amel ini saat dihubungi Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Peningkatan produksi Daihatsu terjadi pada segmen mobil berpenggerak 4x2 dengan kubikasi 1.500 cc. Produk yang masuk dalam segmen ini adalah Xenia, Gran Max MB, Luxio, dan Terios.
Lebih rinci, pada Februari, produksi keempat model ini mencapai 3.695 unit, atau naik 32,6 persen secara bulanan. Seperti diketahui, keempat mobil ini juga masuk ke dalam daftar penerima insentif PPnBM.
Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), mengatakan insentif PPnBM 0 persen membuat pemesanan keempat mobil Daihatsu ini melambung.
“Pemesanan kendaraan Daihatsu yang mendapat insentif pada 1-17 Maret 2021 naik 233 persen alias 2,3 kali lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya.
Pemesanan untuk keempat model itu meningkat 233 persen dibandingkan periode yang sama pada Februari 2021. Perinciannya, SPK Xenia melejit 220 persen, Terios 253 persen, Gran Max MB 194 persen dan Luxio 197 persen.
Namun, kenaikan aktivitas produksi pada Februari rupanya belum cukup untuk mengakomodir animo masyarakat atas penerapan kebijakan PPnBM nol persen. Amelia dalam satu kesempatan memastikan akan terjadi inden produk Daihatsu, karena tidak seimbangnya pasokan dan permintaan.